Orang menjambret tas korban sering kali kita dengar beritanya. Namun, jika yang menjambret tas itu adalah monyet, baru kali ini terdengar, terutama yang menjadi korban adalah jamaah haji Indonesia saat di Makkah, Arab Saudi.
Peristiwa nahas ini menimpa seorang jamaah Indonesia bernama Agus Sulistyo, asal Embarkasi JKG 1, Rombongan 8. Tasnya dijambret seekor monyet saat dia berada di Jabal Nur, Makkah, Rabu (17/9), pada pukul 12.00 Waktu Arab Saudi (WAS).
Menurut Ketua Sektor G Ali Ghozi, penjambretan di tengah hari itu terjadi saat rombongan korban tengah berziarah ke Jabal Nur. Dikatakan Ali, akibat penjambretan yang dilakukan oleh seekor monyet tersebut, satu tas berisi dokumen hilang. Tas tersebut antara lain berisi uang sebesar 105 riyal Arab Saudi (SAR), Alquran, obat jalan, dan buku dokumen perjalanan ibadah haji.
Agus bersama istri Metalila Sari serta dua pasang suami istri lainnya berangkat ke Jabal Nur dari penginapan sekitar pukul 06.00 WAS. Sekitar 45 menit kemudian, ketiga pasangan ini sampai di Gua Hira di Jabal Nur. ''Saya ingin mengetahui sejarah Rasulullah SAW dan istrinya," kata dia.
Ketika akan masuk Gua Hira, karena cukup berdesakan, tas ransel yang semula di punggung, dipindahkannya ke salah satu lengan. ''Saya lihat segerombolan monyet, 5-7 ekor. Tiba-tiba monyet yang terbesar mendekati dan menarik tas saya.''
Dia mengaku kaget dan sempat bengong melihat aksi monyet yang kira-kira besarnya sekitar anak usia lima tahunan itu. ''Saya sempat tarik-tarikan dengan monyet itu. Waktu itu saya sempat berpikir, salah apa saya? Tapi, saya kalah kuat. Monyet itu langsung lari diikuti monyet lainnya,'' cerita warga Cilincing, Jakarta, ini kepada Republika, beberapa waktu lalu.
Menurut Agus, saat tasnya dibawa lari monyet, tiba-tiba ada dua-tiga orang pemuda berusia sekitar 35 tahunan mendekatinya sambil bertanya, "Ada fulus?" Agus pun langsung menjawab, "Ya." ''Pemuda tersebut langsung lari ke arah monyet. Saya sempat nunggu sekitar 1 - 1,5 jam kok pemuda tersebut tidak datang-datang.''
Setelah itu, masih menurut ceritanya, ada anak-anak berusia tujuh tahunan mendekatinya. Dengan bahasa isyarat, Agus mengatakan pada anak tersebut bahwa tasnya diambil monyet dan meminta dicarikan.
Tak lama kemudian, anak-anak itu datang lagi dengan membawa baju gamis dan topi yang kebetulan Agus masukkan ke dalam tas ranselnya. ''Ketika saya tanya tas saya mana, anak-anak itu bilang kalau tasnya sudah masuk jurang. Anak tersebut setelah saya beri uang, langsung pergi lagi,'' cerita ayah dua anak ini.
Agus menduga, perampasan tas itu sepertinya terkoordinasi. Karena, begitu monyet merampas tas Agus, tak ada lagi monyet-monyet di sekitar Gua Hira dan anak-anak yang semula memanjat-manjat dinding gua itu juga menghilang.
''Alhamdulillah, uang yang saya masukkan ke tas ransel tidak begitu banyak. Karena dalam menyimpan uang, saya bagi-bagi, ada yang di saku dalam baju, di pemondokan, dan sebagainya,'' ujarnya. Dia berpesan kepada jamaah yang hendak pergi ke Jabal Nur untuk waspada dan tidak membawa uang banyak.
Sehubungan dengan kejadian itu, Ali Ghozi meminta jamaah haji lainnya yang akan berziarah untuk selalu berhati-hati agar aksi kejahatan serupa tidak terulang lagi. rep:neni ridarineni ed: dewi mardiani