Senin 11 Aug 2014 13:00 WIB

Armada Angkutan Sampah Kota Bandung Kewalahan

Red:

BANDUNG –– Kota Bandung kekurangan armada truk pengangkut sampah. Idealnya kota ini memiliki 140 truk sampah. Namun yang dimiliki saat ini baru 120 truk. Sementara dari jumlah itu ha nya 108 truk yang bisa dipakai, sisanya ti dak layak jalan.

Kondisi itu berdampak pada keterlambatan pengangkutan sampah di Tempat Pembuangan Sampah (TPS). Akibatnya sampah terjadi berbagai penumpukan sampah di beberapa tempat.

Seperti yang terjadi di TPS belakang Pasar Ancol (Karapitan). Di TPS ini sampah menumpuk karena menjadi tujuan pembuangan sampah dari pasar dan pemukiman di sekitarnya. "Tiap hari ada 30 gerobak, seorang rata-rata dua sampai tiga kali mengangkut sampah ke sini," ungkap Firman Mulyana, salah seorang Mang Roda, begitu biasa warga Bandung menyebut para pendorong gerobak sampah, Ahad (10/8).

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:Yasin Habibi/Republika

Truk Sampah

 

Selain itu, menurut Firman truk pengangkut juga sering datang terlambat. Truk yang datang juga tidak selalu cukup meng angkut jumlah sampah yang ada.

Djubaedah, Kepala Bidang Hukum dan Humas PD. Kebersihan Kota Bandung menjelaskan pembuangan sampah dari RW oleh Mang Roda juga tidak sesuai jadwal yang ada. Sejak pagi mereka sudah memenuhi TPS dengan sampah. Di sisi lain ia mengakui adanya hambatan dalam pengangkutan sampah di TPS. Keterlambatan biasanya disebabkan kendaraan yang mogok atau terjebak macet. Terutama di hari Jumat, Sabtu, dan Ahad, kemacetan di Kota Bandung sulit dihindari.

Sampah dari pasar dan pemukiman memang seharusnya diangkut dua kali paling tidak. Itu pun tergantung volume sampah dan kepadatan penduduknya. Seperti di TPS Pasar Induk Ciroyom, untuk mengangkut sampah dari sana butuh sembilan kali pengangkutan.

Selama ini banyaknya permintaan pengangkutan sampah dari warga memang tidak sebanding dengan jumlah armada. Kota Bandung memikiki 162 TPS resmi. Dalam sehari sampah yang terangkut dari seluruh kota mencapai 7.500 m3 atau 1.100-1.500 ton sampah. Itu belum termasuk TPS liar. "Kami kewalahan, terutama saat momen tertentu, prinsipnya kan sampah sejalan dengan aktivitas manusia," katanya.

Rudiyat, salah seorang warga di Jl. Cilentah yang dekat dengan TPS mengaku terganggu. Pasalnya wilayah itu selalu berbau tidak sedap dan sering macet karena banyaknya gerobak sampah mengantri. rep:c69, ed: rachmat santosa

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement