Jumat 29 Aug 2014 14:00 WIB

Petani Berharap Waduk Jatigede Segera Beroperasi

Red:

Krisis air irigasi melanda daerah sentra produksi padi di pantai utara (pantura), Kabupaten Indramayu. Dampak keke ringan yang setiap tahun terjadi ini, sudah dirasakan masyarakat petani akibat minimnya debit air dari Bendung Rentang, Kabupaten Majalengka, yang semakin menurun.

Debit itupun dikha watir kan akan terus semakin turun karena saat ini belum memasuki pun cak musim kemarau. "Debit air di Bendung Rentang tidak se perti kondisi normalnya," ujar petugas Bendung Rentang, Iyus.

Selama ini, air dari Bendung Rentang dialir kan melalui Saluran Irigasi (SI) Sindupraja dan SI Cipelang. Untuk SI Sindupraja, debit airnya saat ini hanya tinggal 10,670 meter kubik per detik. Sedangkan untuk SI Cipelang, debitnya tinggal 5,756 meter kubik per detik. Padahal, dalam kondisi normal, debit air yang mengalir melalui SI Sindupraja mencapai 29-30 meter kubik per detik. Sedangkan debit normal SI Cipelang mencapai 19-20 meter kubik per detik.

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:AGUS BEBENG/ANTARA

Warga Kabupaten Sumedang yang terkena dampak pembangunan Waduk Jatigede, melakukan aksi jalan kaki dari Sumedang menuju Istana Presiden di Bandung, Jabar, Rabu (22/5).

 

Penurunan debit air di bendung tersebut ter jadi, karena saat ini, sudah memasuki musim kemarau. Kondisi itupun dikhawatirkan akan semakin parah karena puncak musim kemarau belum berlangsung.

Dari pemantauan Republika, minimnya debit air itu dapat terlihat dari kondisi air di Sungai Cimanuk baru, Kecamatan Sindang, Kabupaten In dra mayu. Saat ini, air yang ada di sungai itu sudah tidak bisa diambil lagi untuk mengairi areal pesawahan. Bahkan, dasar sungai itu pun sudah terlihat mengering karena tak ada air yang meng alir.

"Lahan sawah sekarang dimanfaatkan untuk tanam palawija. Kalau untuk padi, sudah nggak memungkinkan," kata Taslim (55 tahun) petani d i Desa Terusan. Bahkan, dia mengatakan, hasil tanam padi musim gadu I tidak memberikan keuntungan karena hanya paspasan untuk modal tanam musim rendengan nanti.

Petani asal Desa Limbangan, Kecamatan Juntinyuat Rasita pun mengaku, tanaman padinya sangat membutuhkan air. Namun, di musim kemarau seperti sekarang, air di sungai harus disedot dengan menggunakan mesin pompa air agar dapat mengalir ke areal sawahnya. "Tapi sejak empat hari terakhir, saya susah sekali dapat bensin. Mesin pompa air saya tidak bisa jalan,'' keluh Rasita.

Karena itu, para petani di Kabupaten Indramayu berharap waduk Jatigede di Kabupaten Sumedang, segera beroperasi. Pasalnya, waduk tersebut dapat mengatasi masalah kekeringan yang selalu terjadi setiap tahun. Selama ini tanaman padinya kerap mati kekeringan di musim kemarau.

"Dengan adanya waduk Jatigede, saya bisa tanam hingga tiga kali dalam setahun," kata petani di Desa Kandanghaur, Warma. Selama ini, dia mengaku, tanaman padinya kerap mati akibat kekeringan di musim kemarau.

Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang, menjelaskan, minimnya pasokan air dari Bendung Rentang membuat petani khawatir. Apalagi, bagi daerah-daerah yang mengalami keterlambatan tanam gadu akibat banjir di awal tahun. "Dengan adanya Waduk Jatigede, pasokan air bisa terjamin, termasuk di musim kemarau," ujar Wakil Ketua KTNA Kabupaten Indramayu, Sutatang.

Sutatang menyebutkan, selama ini, ribuan hektare tanaman padi di sejumlah kecamatan di Kabupaten Indra mayu selalu terancam kekeringan setiap musim ke marau. Sementara air hujan, tidak bisa di pastikan selalu ada untuk memasok air ke areal persawahan. Akibatnya, banyak areal pertanian yang hanya bisa ditanami sekali hingga dua kali dalam setahun.

Namun dengan adanya Waduk Jatigede, ujar Sutatang, pasokan air bisa selalu terjaga. Para petani pun bisa menanam hingga tiga kali dalam setahun. Dampaknya, produksi padi secara otomatis akan meningkat pula. "Hasil panen bisa maksimal," ujar dia.

Sutatang menyebutkan, luas areal tanaman padi di Kabupaten Indramayu setiap tahunnya mencapai sekitar 200 ribu hektare. Adapun ratarata gabah yang dihasilkan mencapai tujuh ton gabah kering panen (GKP) pada musim penghujan dan lima hingga enam ton GKP pada musim ke marau.

Diperoleh keterangan, tenggat waktu Oktober 2014, merupakan waktu penggenangan Waduk Jatigede. Kondisi ini pun menyesuaikan dengan datangnya musim penghujan. Yang pasti, peng genangan itu pun sudah harus dibarengi dengan tuntasnya persoalan dampak sosial. ed:agus yulianto

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement