Selasa 09 Sep 2014 16:00 WIB

Orangtua Keluhkan Penjualan Buku Ajar Sekolah

Red:

INDRAMAYU –– Janji pemerintah membebaskan biaya pendidikan tingkat SD dan SMP, belum sepenuhnya dilaksanakan. Akibatnya, sejumlah orangtua di Kabupaten Indramayu mengeluhkan mahalnya biaya pembelian buku ajar yang dijual pihak sekolah. "Kalau sekolah gratis, harusnya semua juga gratis, termasuk bukunya," keluh salah satu orangtua siswa asal Kecamatan Indramayu, yang tak mau disebut namanya, Senin (8/9).

Warga yang anaknya bersekolah di salah satu sekolah dasar negeri di Jalan Kartini Indramayu itu menjelaskan, pada awal tahun ajaran ini, pihak sekolah menawarkan buku pelajaran untuk anak nya. Buku pelajaran berjumlah sekitar 12 buah itu, total har ganya kurang lebih Rp 400 ribu. "Padahal anak saya kelas dua SD, tapi harga bukunya mahal sekali ," keluhnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:Republika/ Wihdan

Pedagang Buku

Pria itu mengakui, pihak sekolah tidak mewajibkan pembelian buku pelajaran ter sebut. Apalagi, ada buku paket yang dibagikan secara gratis kepada setiap siswa.

Namun, buku paket itu hanya boleh digunakan di ling kungan sekolah dan tidak boleh dibawa pulang. Karenanya, pihak sekolah berdalih buku pelajaran yang mereka jual itu bisa menunjang kegiatan belajar siswa di rumah. "Tapi, sebaiknya pihak se kolah jangan menjual buku. Biarkan saja siswa membeli buku di luar sesuai kemampuan orangtuanya masing-masing," ujarnya.

Hal senada diungkapkan orangtua siswa yang anaknya ber sekolah di salah satu SMP di Kecamatan Sindang. Dia me nyebutkan, total buku pelajaran yang dibeli anaknya dari sekolah seharga sekitar Rp 800 ribu.

Pria warga Kelurahan Lemahmekar, Kecamatan Indramayu itu menilai, pihak sekolah semestinya tidak men jual buku pelajaran kepada para siswa. Meski sifatnya tidak memaksa, namun para siswa akhirnya terpaksa mem beli buku-buku itu dari pihak sekolah.

Dia mengatakan, anaknya khawatir pembelian buku pe lajaran itu akan berpenga ruh terhadap prestasi belajar di sekolah. Anaknya khawatir, guru akan mengambil soalsoal ujian dari buku pelajaran yang dijual pihak sekolah. "Jadi anak saya maksa beli. Apalagi teman-temannya ratarata membeli semua," katanya.

Dia mengatakan, penjual an buku pelajaran oleh pihak sekolah telah menambah be ban pengeluarannya. Apa lagi, dirinya juga harus memper siapkan uang yang cukup banyak untuk persiapan kelulusan anaknya. "Nanti saat masuk SMA, juga butuh biaya yang tidak sedikit," keluhnya.

Kabid Dikdas Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu, Sri Bekti, saat dikonfirmasi mengatakan, tidak per nah meng instruksikan pihak seko lah untuk menjual buku pelajaran kepada para siswa. Ka renanya, penjualan buku pelajaran kepada para siswa me rupakan kebijakan masingmasing sekolah. ''Kami tidak pernah instruksikan,'' ujar dia.

Dikatakan Sri, untuk kegiatan belajar mengajar secara resmi di sekolah, para siswa dan guru berpatokan pada buku paket. Menurutnya, buku paket itu dibagikan secara gratis dari pemerintah. rep:lilis sri handayani  ed: agus yulianto

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement