Kamis 22 May 2014 16:00 WIB

MTQ Bisa Jadi Ajang Wisata Religi

Red:

oleh:Yeyen Rostiyani/Amri Amrullah -- BATAM — Menteri Agama (Menag) Suryadharma Ali berharap Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Nasional ke-25 yang akan digelar pada 6-14 Juni 2014 tidak hanya menjadi ajang kompetisi antardaerah, tapi juga ajang wisata religi.

“MTQ ini ruh kehidupan, yang bisa menjadi ajang wisata religi yang membangkitkan rasa ingin tahu di dalam dan di luar negeri,” kata Menag seusai menyaksikan persiapan terakhir MTQ di Batam, Kepulauan Riau (Kepri), Rabu (21/5).

MTQ, menurut Menag, bisa menjadi ajang pameran produk-produk syariah. Rencananya, pada MTQ ke-25 ini akan digelar pula pameran peradaban Islam.

Indonesia tidak hanya memiliki kekayaan budaya, tetapi juga kekayaan religi. Di mata Menag, MTQ di Indonesia menjadi tradisi yang luar biasa. Sebab, penyelenggaraannya dilakukan mulai dari tingkat kelurahan, kecamatan, dan seterusnya.

Selain itu, Gubernur Kepri Muhammad Sani dalam pemaparan persiapan penyelenggaraan MTQ Nasional berharap Pemerintah Kota (Pemkot) Batam menutup sementara tempat hiburan malam selama penyelenggaraan MTQ Nasional.

“Sebagai Gubernur saya sudah meminta Pemkot agar mengondisikan tempat hiburan malam,” ujarnya. Menurut Sani, pengondisian atau penutupan tempat hiburan malam tersebut dimaksudkan agar penyelenggaraan MTQ tidak terganggu oleh suasana yang tidak religius.

“Kesuksesan MTQ Nasional berarti juga terciptanya suasana religius selama MTQ,” katanya.

Kepada Menag, ia juga memaparkan kesiapan teknis H-15 pelaksanaan MTQ Nasional.  Hingga Rabu, kesiapan penyelenggaraan sudah mencapai 90 persen. Beberapa hal yang telah dipersiapkan sejak jauh hari, seperti panggung pergelaran MTQ Nasional dan Astaka, telah rampung. Begitu pula beberapa arena perlombaan. Meski demikian, ia mengakui masih ada beberapa hal yang perlu dikebut pengerjaannya, seperti kelengkapan fisik di arena pembukaan dan beberapa arena perlombaan.

Secara fisik, lokasi utama tempat penyelenggaraan MTQ kali ini dibuat kental dengan suasana Masjid Nabawi di Madinah. Bangunan ini bersifat permanen dan dapat digunakan untuk kepentingan lain. Sedangkan, pada bagian depan akan dipasang tenda dengan kapasitas sekitar 600 orang.

“Tenda memang masih dalam pemasangan, namun semoga pada 26-27 Mei ini sudah siap dan sebelum 1 Juni sudah beres semuanya,” ujar Sani.

Untuk akomodasi, penyelenggara mempersiapkan hotel-hotel di Batam dengan kapasitas tampung total 5.000 orang. “Bahkan, lapangan terbang pun siap melayani 24 jam. Para kabilah diperkirakan akan mulai berdatangan pada 4 atau 5 Juni,” katanya.

Menurut Sani, frekuensi penerbangan di Bandara Hang Nadim pun cukup lancar. Apalagi, Batam terbiasa menjadi tuan rumah acara nasional. “Asumsinya, tidak ada yang tidak terlayani oleh kami,” ujar Sani.

Untuk pengamanan, saat ini Pemerintah Kepri sebagai tuan rumah sudah berkoordinansi dengan kepolisian dan TNI. Saat pembukaan MTQ, Pemerintah Kepri akan mengundang juga perwakilan dari negara-negara sahabat.

Menag menyambut baik persiapan yang sudah dilakukan oleh panitia daerah MTQ Nasional Batam. Ia berpesan, jangan sampai masalah-masalah kecil, di antaranya listrik dan sound system, merusak acara MTQ Nasional, seperti yang kerap terjadi pada acara besar lainnya.

Menag juga berpesan agar pelaksanaan MTQ Nasional kali ini tidak sekadar menjadi ajang lomba baca dan senandung Alquran. “Perlu ada paradigma baru dalam pelaksanaan MTQ Nasional kali ini. MTQ harus bisa menambah pemahaman masyarakat akan kandungan Alquran. Jadi, bukan sekadar dibaca.”

Karena itu, pada perhelatan MTQ Nasional kali ini akan digelar seminar mengkaji makna dan kandungan Alquran yang melibatkan para ulama dam cendekiawan Muslim dari seluruh Indonesia. ed: wachidah handasah

sumber : http://pusatdata.republika.co.id/detail.asp?id=737554
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement