Kamis 05 Jun 2014 11:22 WIB

Pemerintah Terapkan Imam Madrasah

Red:

JAKARTA – Pemerintah akan menerapkan konsep imam madrasah untuk meningkatkan kualitas lembaga pendidikan ini. Satu madrasah yang masuk kategori unggul ditunjuk untuk membina madrasah-madrasah lainnya.

Direktur Pendidikan Madrasah Kementerian Agama (Kemenag) Nur Kholis Setiawan mengatakan, setiap provinsi akan memiliki imam madrasah masing-masing. “Ini merupakan pembinaan madrasah secara massal pada ajaran 2014/2015,” katanya, Rabu (4/6).

Konsep imam madrasah menggantikan pembinaan yang selama ini sporadis. Ia mengaku, sudah memiliki data madrasah unggulan yang kelak menjadi imam. Mereka mencakup madrasah model, madrasah satu atap, dan madrasah yang memperoleh Madrasah Award.

Madrasah-madrasah itu berprestasi dalam bidang akademik, pelayanan perpustakaan, tata kelembagaan, dan kategori lainnya. Bagi Nur Kholis, imam madrasah adalah cara paling efektif meningkatkan kualitas lembaga pendidikan tersebut.

Menurut dia, MAN Insan Cendekia, Serpong, Tangerang Selatan, merupakan salah satu madrasah unggulan dan bakal menjadi imam. Sudah ada obrolan pula dengan madrasah-madrasah unggulan lain mengenai konsep ini. Anggaran pun telah dibicarakan.

Konsep imam madrasah diterapkan setelah evaluasi pelaksanaan ujian nasional tingkat Madrasah Aliyah. Target kelulusan 99,7 persen tercapai, tetapi target nilai rata-rata tujuh meleset. Nur Kholis tidak menyebutkan nilai rata-rata yang diperoleh pada tahun ini.

Namun, ia hanya menegaskan komitmennya agar rata-rata hasil UN madrasah kelak mencapai angka tujuh. “Tak tercapainya nilai rata-rata disebabkan naiknya tingkat kesulitan soal UN.” Siswa madrasah hanya menempati peringkat 25 besar, tak berarti ada penurunan mutu siswa.

Berdasarkan hasil UN SMA/MA tahun ajaran 2013/2014, terdapat dua siswa madrasah yang menjadi bagian dari 25 siswa dengan hasil UN terbaik nasional untuk jurusan IPA dan IPS. Keduanya adalah Ahmad Zaky Darmawan dari jurusan IPS dan Muhammad Fahmi Gozal dari IPA.

Mereka siswa MAN Insan Cendekia, Serpong. Menurut Nur Kholis, masih banyak hal yang mesti diperbaiki dalam persiapan dan pelaksanaan UN. Di antaranya, dari segi pendataan yang akuntabel, penyumbatan kebocoran kunci jawaban, dan pengetatan pengawasan.

Ia mengakui, UN bukan satu-satunya penentu kelulusan, tapi cara ini masih penting. UN juga berguna sebagai acuan penetapan standardisasi. “Memang ada pro dan kontra, tetapi bukan berarti harus dihilangkan.”

Secara terpisah, pada Senin (2/6) Sekretaris Pusat Studi Wanita Unisba Erham Wilda menyatakan, mayoritas kualitas lembaga pendidikan madrasah, khususnya di Jawa Barat, masih rendah. Bahkan, dari sekitar 13 ribu madrasah, 94 persenya belum terakreditasi.

Sejumlah faktor memengaruhi kondisi madrasah tersebut, hingga tertinggal dari jenjang pendidikan setingkat yang berstatus umum. Ini terkait manajemen, fasilitas, dan sumber daya manusia (SDM). Belum ada peningkatan sampai sekarang.

Mayoritas madrasah itu didirikan swasta atau masyarakat. “Jadi, kondisinya seadanya. Dan, ini yang harus ditingkatkan kualitasnya,” katanya pada sela seminar Model Peningkatan Mutu Pendidikan dan Penguatan Madrasah di Jawa Barat.

rep:arie lukihardianti/c78  ed: ferry kisihandi

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement