Rabu 25 Jun 2014 12:00 WIB

MUI Bersikap Netral di Pilpres

Red:

JAKARTA-Majelis Ulama Indonesia (MUI) secara resmi menentukan sikap netral pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014. Pernyataan tersebut disampaikan Ketua Umum MUI Prof Din Syamsudin dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (24/6).

Wakil Sekretaris Jenderal MUI Noor Ahmad mengatakan, karena momentum pilpres bertepatan dengan bulan Ramadhan, maka MUI mengimbau kepada pasangan capres dan cawapres untuk menjaga kesucian bulan Ramadhan. Selain itu, kata Noor, MUI berharap kepada tim sukses dan pendukung masing-masing pasangan capres-cawapres untuk ikut menjaga kesucian bulan Ramadhan. "Tentu dengan mengedepankan persaingan yang sehat," ujar Noor.

Selanjutnya, kata Noor, mengedepankan persaingan yang sehat juga harus menjunjung tinggi persaudaraan kebangsaan. Noor pun meminta semua pihak menghentikan kampanye hitam. Penyebaran fitnah juga harus dihentikan.

Kepada tim pemenangan masing-masing capres-cawapres, ia meminta untuk tidak menyebarkan pertentangan yang bersifat sara. Selain itu, tutur Noor, jangan sampai Ramadhan dipolitisasi sebagai materi kampanye.

MUI juga menyerukan kepada seluruh umat Islam agar mengedepankan tasamuh atau tenggang rasa dalam menyikapi perbedaan pilihan. Sehingga, kata Noor, tidak terjadi pertentangan dan permusuhan yang dapat menggoyahkan ukhuwah Islamiyah dan ukhuwah wathaniyyah.

MUI, lanjut Noor, juga meminta masyarakat untuk bersikap sewajarnya dalam pilpres nanti. Artinya, tidak berlebihan dalam mendukung salah satu calon.

Terakhir, kata Noor, MUI sebagai lembaga yang menghimpun seluruh organisasi Islam mendorong rakyat, khususnya umat Islam, untuk memilih. Dalam hal ini, MUI mengajak masyarakat memilih capres-cawapres dengan menggunakan pertimbangan rasional.

Masyarakat harus cerdas dalam menentukan pilihan dengan mempertimbangkan kriteria pemimpin yang dapat mewujudkan cita-cita bangsa, yakni pemimpin yang jujur, adil, berani, tanggung jawab, dan memiliki  kemampuan untuk memimpin bangsa Indonesia. n c67 ed: wachidah handasah

Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اِنَّآ اَنْزَلْنَا التَّوْرٰىةَ فِيْهَا هُدًى وَّنُوْرٌۚ يَحْكُمُ بِهَا النَّبِيُّوْنَ الَّذِيْنَ اَسْلَمُوْا لِلَّذِيْنَ هَادُوْا وَالرَّبَّانِيُّوْنَ وَالْاَحْبَارُ بِمَا اسْتُحْفِظُوْا مِنْ كِتٰبِ اللّٰهِ وَكَانُوْا عَلَيْهِ شُهَدَاۤءَۚ فَلَا تَخْشَوُا النَّاسَ وَاخْشَوْنِ وَلَا تَشْتَرُوْا بِاٰيٰتِيْ ثَمَنًا قَلِيْلًا ۗوَمَنْ لَّمْ يَحْكُمْ بِمَآ اَنْزَلَ اللّٰهُ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْكٰفِرُوْنَ
Sungguh, Kami yang menurunkan Kitab Taurat; di dalamnya (ada) petunjuk dan cahaya. Yang dengan Kitab itu para nabi yang berserah diri kepada Allah memberi putusan atas perkara orang Yahudi, demikian juga para ulama dan pendeta-pendeta mereka, sebab mereka diperintahkan memelihara kitab-kitab Allah dan mereka menjadi saksi terhadapnya. Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan janganlah kamu jual ayat-ayat-Ku dengan harga murah. Barangsiapa tidak memutuskan dengan apa yang diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang kafir.

(QS. Al-Ma'idah ayat 44)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement