Kamis 02 Jul 2015 15:50 WIB

Puasa Sehatkan Mental

Red:

Tak diragukan lagi jika puasa mengandung sejuta manfaat bagi tubuh dan jiwa manusia. Secara lahiriah, tubuh manusia akan semakin sehat dengan berpuasa. Secara kejiwaan, puasa ternyata bisa memperbaiki kondisi mental.

Puasa diyakini mampu membantu menyembuhkan kondisi mental yang sedang mengalami masalah. Puasa bisa menjadi alternatif penyembuhan bagi kondisi kesedihan atau luka yang mendalam. "Puasa itu bisa membantu penyesuaian diri akibat duka sehingga puasa diharapkan bisa menuntut pasien untuk sadar dari gangguannya," ujar ahli kejiwaan, dr Feranindhya Agiananda SpKJ (K).

Terwujudnya keserasian dan keselarasan dengan alam sekitar merupakan dasar dalam mewujudkan kesehatan mental manusia. Sehingga, pencapaian kehidupan yang sesuai dan serasi di antara umat Islam dan sekitarnya serta antara fungsi-fungsi psikologis membuat manusia lebih sehat secara mental. "Apalagi, pada saat puasa banyak beribadah. Itu akan membuat hati lebih tenang yang berpengaruh pada kesehatan mental," ungkap dr Fera.

Psikolog Ratih Zulhaqqi MPsi pun berpendapat serupa. Menurut dia, kondisi puasa yang bisa mendukung kesehatan mental. "Biasanya, kalau fisik sehat selama puasa bisa membuat emosi jadi stabil, apalagi puasa bisa melatih menempatkan emosi secara tepat," katanya. Meski begitu, ia memerinci proses tersebut membutuhkan konsistensi dari pribadi seorang Muslim.

Ternyata, dalam dunia medis dikenal psikoterapi puasa. Seorang terapis berperan aktif dalam menguraikan peranan, fungsi, dan manfaat dari kewajiban ibadah puasa. Bagi mereka yang mengalami gangguan mental, seperti mengalami kecemasan berlebih dan menghadapi tekanan mental, puasa bisa menjadi terapi untuk mengatasi masalah tersebut.

Psikoterapi puasa juga merupakan suatu langkah bagi usaha manusia dalam menjembatani antara ilmu pengetahuan modern dengan dimensi spiritual. Karena itu, inti dari psikoterapi puasa yang berasal atas teori dan metode psikoterapi Islam dapat membantu menciptakan kesehatan mental dan kepribadian. Selain itu, bisa menjadi solusi manusia dalam menghadapi rintangan dan tantangan zaman yang semakin sulit dan rumit.

Sebelumnya, pernah ada penelitian yang dilakukan Alan Cott terhadap pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Grace Square, New York. Hasilnya, cukup mengejutkan. Pasien sakit jiwa ternyata bisa sembuh dengan terapi puasa.

Namun, dr Fera mengingatkan agar beberapa penyakit jiwa yang berat yang hanya disembuhan secara medis tidak hanya dengan puasa. "Belum bisa dipastikan penyembuhan penyakit mental berat hanya menggunakan puasa, soalnya ada kontribusi kelainan genetik dan hormon, jadi perlu pengobatan secara medis," ujarnya.

Kepedulian sosial

Secara psikologis, puasa juga bisa meningkatkan kepedulian sosial. "Dengan berpuasa, kita bisa merasakan orang tidak mampu yang tidak makan. Jadi, puasa Ramadhan bisa mengajarkan kita berempati dengan orang lain," kata dr Fera.

Menurutnya, puasa bermanfaat besar bagi peningkatkan rasa kepedulian sesama manusia, tidak hanya antarumat Muslim. Dengan berpuasa, seseorang bisa merasakan penderitaan fakir miskin sehingga terbangun perasaan empati.

Hal ini, kata dia, pada akhirnya akan meningkatkan rasa syukur dan ikhlas. "Belajar lapar dan haus dengan tujuan agar bisa berempati sehingga bisa merasakan ada di posisi seperti itu," ujar psikiater dari Universitas Indonesia itu.

Puasa juga ternyata membantu melatih sifat jujur seorang Muslim. Kekhasan ibadah puasa adalah sifatnya yang pribadi atau personal, bahkan merupakan rahasia antara hamba dan Allah SWT. Puasa merupakan latihan dan ujian kesadaran akan adanya Tuhan yang Mahahadir dan yang mutlak tidak pernah lengah sedikit pun dalam pengawasan-Nya terhadap tingkah laku hamba-hamba-Nya.

Kesadaran seseorang akan keberadaan Allah SWT itu akan menjadikan dirinya senantiasa mengontrol emosi serta perilakunya sehingga muncul keseimbangan lahiriah dan batiniah. "Puasa cuma Allah yang tahu, jadi memang puasa mengajarkan kejujuran karena tidak ada yang tahu," katanya.

Tak heran jika puasa menjadi momentum berharga untuk menghadirkan mental yang sehat. Pasalnya, dalam puasa terkandung latihan-latihan kejiwaan yang harus dilalui, seperti berlaku jujur dengan menahan lapar dan dahaga, baik kala bersama orang lain maupun saat sendirian.

"Ini amalan spesial untuk Allah tanpa ada orang lain yang tahu, jadi latih kita lebih jujur pada diri sendiri," tegas dr Fera.  C33 ed: Heri Ruslan

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...

Apa yang paling menarik bagi Anda tentang Singapura?

1 of 7
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement