JAKARTA — Pemerintah sedang menyiapkan perlunya regulasi pendukung untuk mendorong pengembangan ekonomi kreatif. Salah satunya regulasi tentang pembiayaan bagi usaha ekonomi kreatif. Karena sejumlah pelaku usaha kreatif kerap kesulitan mengakses lembaga keuangan padahal mereka memiliki badan hukum yang legal.
"Sulit cari orang kreatif di Indonesia karena banyak dari mereka mendapat tawaran ke luar negeri. Jadi, harus ada regulasi pendukung," kata Sekjen Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Ukus Kuswara dalam jumpa pers Rapat Koordinasi Percepatan Pengembangan Ekonomi Kreatif Nasional di Jakarta, Rabu (18/6).
Pihaknya mencatat tujuh isu strategis yang menjadi potensi sekaligus tantangan yang perlu mendapatkan perhatian para pemangku kepentingan dalam pengembangan ekonomi kreatif. "Ada setidaknya tujuh isu strategis dalam pengembangan ekonomi kreatif," ujarnya.
Tujuh isu tersebut, yakni ketersediaan sumber daya kreatif (orang kreatif), ketersediaan sumber daya alam, industri kreatif yang berdaya saing, tumbuh, dan beragam, ketersediaan pembiayan yang mudah diakses, perluasan pasar bagi karya kreatif, ketersedian infrastruktur dan teknologi, dan kelembagaan yang mendukung pengembangan ekonomi kreatif.
Staf Ahli Kementerian Koperasi dan UKM Pariaman Sinaga menambahkan, jumlah pelaku UKM, termasuk ekonomi kreatif, mencapai 54,6 juta orang di Indonesia. "Sudah saatnya kita dorong mereka untuk berkembang, mengingat jumlah mereka yang dominan dari seluruh pelaku usaha di Indonesia," katanya.
Pihaknya mendukung pengembangan ekonomi kreatif melalui berbagai program, di antaranya Gerakan Kewirausahaan Nasional, displai produk UKM seluruh provinsi di SME Tower, hingga perkuatan modal melalui dana bergulir.
Menurut Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Perdagangan Internasional Kemenhut, Bejo Santosa, pihaknya sudah mengembangkan bidang-bidang terkait ekonomi kreatif, seperti wisata alam di lebih dari 50 lokasi. "Industri kreatif berbahan baku hasil hutan juga kami mulai kembangkan di samping juga penggalian potensi plasma nutfah flora fauna, misalnya wisata kuliner sup ayam hutan, durian gajah, hingga susu kuda liar," ujarnya memaparkan. antara ed: zaky al hamzah