Selasa 17 Jun 2014 12:00 WIB
siesta

siesta- Asam Manis Bisnis Ramadhan

Red:

Seolah sudah menjadi tren tahunan, saat Ramadhan pasti ada beberapa bisnis yang kebanjiran order. Sebut saja bisnis kue kering, busana Muslim, hingga berbagai perlengkapan shalat. Geliat bisnis tersebut tak lepas dari tingginya permintaan konsumen. Tanpa bermaksud menghambur-hamburkan uang, konsumen biasanya memang membutuhkan sejumlah produk tertentu khusus saat Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. "Kalau Ramadhan biasanya saya langganan pesan kue kering untuk persiapan Lebaran," ujar Rizky Nursanti (26 tahun).

Tak membuat kue sendiri, Rizky memesan aneka kue kering. Nastar, kue keju, putri salju, kue cokelat, kue semprit, dan lainnya pun tersedia di rumahnya saat Lebaran. Mengingat harga kue tersebut lebih mahal ketika mendekati hari raya, ia terbiasa memesan dari jauh-jauh hari.

Saat Ramadhan, para penjual kue mungkin mengambil untung lebih banyak dibanding hari biasanya. Sebagai konsumen, Rizky tidak terlalu mempermasalahkannya. "Yang penting pas Lebaran ada kue-kue yang bisa disajikan untuk tamu," ucap dara kelahiran Jakarta, 11 Januari 1988, ini.

Selain membeli kue, Rizky terkadang membeli perlengkapan shalat baru saat Ramadhan. Meski sudah memiliki mukena, ia ingin menggunakan yang baru untuk menyambut bulan penuh hikmah ini. "Tapi, belinya tidak setiap tahun, hanya kalau mukenanya sudah buluk saja," ucapnya sambil tertawa.

Bisnis perlengkapan shalat juga kebanjiran berkah kala Ramadhan. Mulai dari mukena, sarung, sajadah, hingga baju koko. Di antara barang-barang tersebut, mukena menjadi produk yang paling tinggi peminatnya. Apalagi, belakangan motif dan warna mukena makin menarik desainnya. Zaman dulu, mukena hanya didominasi warna putih polos dengan hiasan bordir atau renda. Meski secara umum bentuknya tidak berubah, mukena sekarang sudah banyak mengalami perubahan warna dan motif.

Di samping mukena katun jepang, mukena bali rang-rang dan mukena tie dye juga sedang banyak peminatnya. Maria Ulfa (41 tahun) yang memproduksi mukena mengatakan permintaan mukena, baik dari reseller maupun konsumen, meningkat hingga tiga kali lipat saat Ramadhan. Pada hari biasa, ia memproduksi 50 kodi per pekan. Meski banyak pesanan, Ulfa tetap menjaga kualitas mukenanya. Mukena rang-rang yang diproduksi menggunakan bahan rayon super dikombinasi dengan motif wajik etnik rang-rang yang diaplikasikan dalam media print pada kain satin poliester.

"Untuk Ramadhan kali ini, kami akan tambah beberapa kombinasi motif wajik rang-rang yang akan dijadikan bawahan," kata dia.

Sementara untuk mukena tie dye, meski penuh warna layaknya pelangi, Ulfa menjamin produknya tetap berkelas nan elegan. Warna-warnanya tetap terkontrol sehingga tidak terlihat berlebihan dan norak. Sama seperti mukena rang-rang, mukena model tie dye terbuat dari rayon super kualitas terbaik. Ia mengklaim mukena produksinya nyaman dikenakan karena bahan yang digunakan cukup lembut, ringan, dan adem sehingga tidak mengganggu kekhusyukan menjalankan shalat. Harga jual eceran mukena rang-rang dan tie dye masing-masing Rp 185 ribu dan Rp 180 ribu. Untuk reseller, ada harga khusus yang ditawarkan, namun Ulfa enggan menyebutkannya. Ibu dari Zulfa (12) dan Aufa (8) ini mengatakan kedua model mukena tersebut sebenarnya telah ada sejak tahun lalu, tapi belum terlalu booming. Pemilik (fa) boutique di Lowokwaru, Malang, Jawa Timur, ini sebenarnya telah terjun ke dunia bisnis busana Muslimah sejak sekitar lima tahun lalu. Namun, baru dua tahun lalu ia memutuskan fokus menggarap bisnis mukena. "Permintaannya banyak, sementara pesaingnya lebih sedikit dibandingkan baju Muslim," ujarnya.

Usaha milik Ulfa hanya melibatkan 10 orang pekerja. Bisa dikatakan proses pembuatan mukena tersebut adalah hasil buatan tangan langsung (handmade). Ulfa tidak memanfaatkan media sosial untuk memasarkan produknya. Pasalnya, permintaan dari para reseller sudah cukup banyak sehingga ia tidak perlu lagi menjaring konsumen dari media sosial. Meski begitu, ia tetap melayani konsumen eceran yang datang ke butiknya.

Ulfa selalu menjalin hubungan baik dengan para reseller-nya. Meski begitu, ia pernah tertipu saat berbisnis. Saat Ramadhan 2012, ada salah seorang reseller yang memesan 10 kodi mukena. Setelah uang ditransfer, Ulfa pun mengirimkan pesanan tersebut. Namun, alangkah herannya ia ketika mengecek bahwa saldo rekeningnya berkurang. Padahal, saat si reseller nakal tersebut mengabarkan sudah mengirim sejumlah uang, Ulfa mengecek sendiri melalui layanan mobile banking bahwa memang uang tersebut sudah ditransfer ke rekeningnya. Usut punya usut, ternyata si reseller nakal tersebut membatalkan transferannya ke pihak bank dengan alasan salah transfer. Alhasil, Ulfa pun rugi sekitar Rp 15 juta. "Saya tidak tahu pasti bagaimana cara detailnya. Yang jelas, zaman sudah semakin canggih, penipuan pun makin banyak metodenya. Saya sebagai supplier harus lebih hati-hati lagi," kata dia.

Untuk reseller yang belum dikenal, Ulfa akan ekstra waspada dan mencoba lebih mengenalnya terlebih dulu sebelum memutuskan berbisnis bersama.

***

Tertipu Supplier

Bukan hanya bagi supplier, Ramadhan juga membawa berkah tersendiri bagi para reseller. Namun, seperti yang dikatakan Ulfa, kita harus lebih waspada terhadap maraknya penipuan, terlebih lagi saat bulan puasa kebanyakan orang membutuhkan uang tambahan untuk menutupi kebutuhannya. Salah seorang reseller busana Muslimah, Mukarromah (30), mengaku pernah tertipu oleh supplier-nya. Dalam melayani permintaan konsumen, Mukarromah biasa menggunakan sistem dropship. Dengan sistem ini, jika ada pesanan dari konsumen, reseller meminta supplier yang mengirimkan barang tersebut ke konsumen. Sistem ini membuat ongkos kirim menjadi lebih murah karena hanya perlu satu kali pengiriman.

Ramadhan tahun lalu, Mukarromah mendapat pesanan dari konsumen langganannya berupa satu baju koko dewasa, satu baju koko anak, dan satu satu stel busana Muslimah. Saat si pelanggan sudah mengirim sejumlah uang, ia pun meneruskan uang tersebut ke supplier. Tentunya, dengan harga yang telah disepakati.

Mukarromah meminta supplier mengirim barang-barang tersebut ke alamat si pembeli. Namun, setelah dua pekan ditunggu, barang tersebut tidak sampai ke konsumen. "Pembeli itu marah-marah ke saya karena kan memang mentransfer uangnya ke saya. Ya sudah, karena tidak mau ribut dan berhubung dia sudah jadi langganan, makanya saya ganti saja uangnya," ucap Mukarromah.

Sebagai reseller kecil-kecilan, Mukarromah kini lebih berhati-hati memilih supplier. Ke depannya, perempuan yang biasa menjual busana Muslimah lewat grup WhatsApp dan Blackberry Messanger (BBM) ini mengatakan akan lebih mengenal supplier saat memilih sistem dropship. "Saya nggak mau beli kucing dalam karung. Kalau baru kenal supplier, saya sekarang coba dulu produknya. Lihat kualitasnya dan nggak mau asal jual," ujarnya.

***

Modal Bisnis

Menambah penghasilan dari bisnis pada Ramadhan bisa menjadi awal kesuksesan Anda. Kebanyakan, bisnis yang dijalani saat Ramadhan adalah bisnis rumahan. Perencana keuangan Prita Hapsari Ghozie mengatakan, bagi Anda yang ingin memulai bisnis Ramadhan, sebaiknya memerhatikan modal. "Modal yang diperlukan berbeda untuk setiap jenis usaha, tapi yang jelas butuh bahan baku, alat produksi, dan lokasi untuk produksi," ujarnya.

Dari kebutuhan modal itu, kita baru dapat menghitung berapa jumlah dana yang perlu disiapkan. Prita menyarankan sebaiknya setiap individu yang ingin memulai usaha sebisa mungkin harus memiliki rencana keuangan bisnis yang di dalamnya tertuang berapa jumlah modal yang diperlukan berikut cara memperolehnya.

Prita mengatakan, dana untuk mengembangkan usaha dapat diperoleh dari tiga sumber, yakni dari pribadi si pengusaha, pinjaman, atau dari mitra bisnis. Keuntungan yang nantinya diperoleh dari bisnis Ramadhan ini bisa digunakan untuk menjadi modal usaha berikutnya, membayar utang (jika modal usaha berasal dari pinjaman), ataupun untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

rep:qommarria rostanti ed: reiny dwinanda

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement