REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Angin perubahan singgah di tubuh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Partai berlambang banteng gemuk ini memberi kesempatan seluas-luasnya kepada tokoh muda untuk maju dalam pemilihan kepala daerah, pemilihan anggota legislatif, hingga pemilihan presiden (pilpres).
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dinilai siap memberi jalan kepada generasi di bawahnya untuk menjadi calon presiden. Ketua DPP PDIP Puan Maharani mengatakan, Megawati memang menginginkan adanya kaderisasi dan regenerasi di tubuh partai. "Kalau memang ada tokoh atau kader yang potensial dan bisa dimajukan, ya mengapa tidak," kata Puan di Kompleks Parlemen Senayan, Selasa (28/5).
Dorongan Mega bagi tokoh muda, jelas dia, sudah terlihat dari calon-calon yang diusung PDIP pada pemilihan umum kepala daerah (pemilukada) dan pemilu legislatif.
Kesuksesan PDIP mengusung tokoh muda berawal dari keputusan mendukung Joko Widodo yang menang dalam Pemilukada DKI Jakarta tahun lalu. Kader muda PDIP Ganjar Pranowo berhasil memenangi Pemilukada Jawa Tengah versi hitung cepat awal pekan ini.
Pada Pemilukada Jawa Barat, Rieke Dyah Pitaloka juga mendapat hasil memuaskan dengan berada di posisi kedua. Meski kalah, kader PDIP Effendi Simbolon pun meraih suara signifikan pada Pemilukada Sumatra Utara.
Kesuksesan PDIP diprediksi terulang pada pilpres apabila tetap mengusung tokoh muda. Meski begitu, Puan mengingatkan tidak sepenuhnya pemilukada menjadi cerminan pilpres. Dia meminta tokoh muda PDIP jangan berpikir untuk maju. "Pak Jokowi harus fokus pada penugasannya sekarang (sebagai gubernur)," ujar Puan.
Rapat Kerja Nasional (Rakernas) I PDIP di Bandung pada 2011 dan Rakernas II di Surabaya pada 2012 tetap memberikan mandat kepada Megawati maju menjadi capres. Keputusan terkait capres yang diusung PDIP, jelas Puan, tetap ada di tangan Mega.
Nama Joko Widodo (Jokowi), kader PDIP yang kini menjabat gubernur DKI Jakarta, mencuat sebagai kandidat kuat calon presiden dalam Pilpres 2014. Pada survei CSIS yang dirilis beberapa hari lalu, Jokowi berada di urutan teratas di atas Mahfud MD, Prabowo Subianto, Aburizal Bakrie, bahkan Megawati. Survei lembaga riset politik lainnya pun memperlihatkan kuatnya dukungan rakyat terhadap Jokowi.
Ketua Bidang Pemuda dan Olahraga PDIP Maruarar Sirait berpendapat regenerasi dalam kepemimpinan internal sudah berlangsung. Menurut dia, Megawati objektif dalam menempatkan kader di posisi strategis. Contohnya, Ketua Fraksi PDIP di DPR kini beralih dari tokoh senior Tjahjo Kumolo kepada Puan Maharani.
Mengenai capres dukungan PDIP, Maruarar memiliki pandangan senada dengan Puan, yakni di tangan Megawati. Apa pun keputusan yang akan diambil mantan presiden Indonesia itu, kata dia, merupakan keputusan resmi partai.
Pakar politik dari LIPI Firman Noer menilai, regenerasi dan kaderisasi yang didorong Megawati sebatas pembangunan kekuatan partai, bukan untuk capres. Dia beralasan feodalisme terhadap Megawati masih sangat tinggi. Kesempatan bagi tokoh muda hanya berlaku dalam pemilukada.
Namun, Firman memuji kesadaran Megawati memberikan kesempatan bagi kaum muda. "Setidaknya, PDIP memiliki gambaran yang diinginkan rakyat," katanya menegaskan.
Desakan perlunya PDIP memunculkan calon muda sejak lama sudah didengung-dengungkan suami Megawati, Taufiq Kiemas. Ketua MPR ini menyatakan regenerasi politik menjadi sebuah keharusan dan tidak bisa ditahan-tahan. Kata Taufiq, kini eranya anak-anak muda untuk berkiprah lebih luas, termasuk dalam bidang politik. n ira sasmita/m akbar wijaya ed: m ikhsan shiddieqy
Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.