REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Buku teks pelajaran jenjang sekolah dasar (SD) Kurikulum 2013 akan berlaku sekali pakai. Pada tahun berikutnya, pemerintah akan mencetak buku baru. Pencetakan buku ini akan dilakukan setiap tahun.
“Buku akan dicetak tiap tahun. Buku teks SD tidak bisa digunakan untuk (peserta didik) berikutnya karena sudah dicoret-coret,” kata Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Ramon Mohandas di Jakarta, Kamis (6/6).
Ramon mengatakan, evaluasi peserta didik pada Kurikulum 2013 dilakukan dengan menilai portofolio. Pengukuran dilakukan secara otentik atas apa yang mereka lakukan dan dinilai secara kualitatif. “Semua aktivitas dikumpulkan oleh guru dan bisa dilihat prosesnya dengan tugas yang diberikan,” katanya.
Ramon menyampaikan, pemerintah akan mencetak buku dan dibagikan kepada sebanyak jumlah peserta didik. Orang tua tidak akan dibebani karena buku diberikan secara gratis.
Jenjang SD kelas I disiapkan 10 buku untuk dua semester. Ada delapan buku tema ditambah buku agama. Namun, kata dia, buku yang dicetak saat ini baru untuk semester satu sebanyak lima buku berupa satu buku agama dan empat buku tema.
Seharusnya, ujarnya, untuk satu tahun kelas I, ada delapan tema dan kelas IV ada sembilan tema. Tapi, sekarang yang dikembangkan baru empat buku pertama. “Buku semestar kedua dikembangkan setelah ini selesai semua dan akan digunakan Januari tahun depan,” ujarnya.
Buku untuk jenjang SMP meliputi agama, PKn, bahasa Indonesia, matematika, IPA, IPS, seni budaya, prakarya, bahasa Inggris, serta pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan. Untuk jenjang SMA ada sembilan mata pelajaran yang wajib, tetapi yang dicetak baru tiga mata pelajaran. Yaitu, sejarah, bahasa Indonesia, dan matematika.
Tender selesai
Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Pendidikan Musliar Kasim mengungkapkan, pengadaan tender buku Kurikulum 2013 telah selesai dilaksanakan dan pemenangnya sudah diumumkan. “Insya Allah kalau DIPA sudah disetujui atau keluar dari Kementerian Keuangan akan segera dilakukan kontrak dengan pemenang tender pada 7 Juni,” katanya melalui siaran pers, Kamis (6/6).
Musliar menyebutkan, sasaran implementasi Kurikulum 2013 sebanyak 6.325 sekolah untuk jenjang SD, SMP, SMA, dan SMK di 295 kabupaten/kota di 33 provinsi. Dia menyebutkan, anggaran implementasi Kurikulum 2013 sebanyak Rp 829 miliar.
Kriteria sekolah sasaran, kata dia, adalah kesiapan sekolah yang ditandai dengan akreditasinya dan sekolah eks RSBI (Rintisan Sekolah Berstandar Internasional). “Diutamakan sekolah akreditasi A, tetapi untuk menjangkau dan proporsional diambil akreditasi B,” katanya.
Menurut Musliar, pelatihan guru dilakukan secara bertingkat mulai dari melatih instruktur nasional, guru inti, dan guru sasaran. Pelatihan untuk guru sasaran akan dilakukan saat liburan sekolah supaya tidak mengganggu aktivitas sekolah. “Untuk instruktur nasional, dilakukan 24 Juni,” katanya.
Sasaran yang dilatih sebanyak 74.289 orang, meliputi instruktur nasional 572 orang, guru inti 4.740, pengawas inti 565, dan guru sasaran 55.762 orang. Selain itu, pengawas sasaran 6.325 orang dan kepala sekolah sasaran 6.325 orang.
Masyarakat yang ingin memantau implementasi pelaksanaan kurikulum dapat mengaksesnya secara online melalui laman kurikulum.kemdikbud.go.id. “Informasi mengenai perkembangan kurikulum bisa dilihat di Sistem Elektronik Pemantauan Implementasi Kurikulum (SEPIK) 2013,” kata Musliar.
Ketua Unit Implementasi Kurikulum Pusat Tjipto Sumadi menyampaikan, SEPIK diluncurkan untuk melakukan pemantauan terhadap implementasi kurikulum yang meliputi distribusi buku, pelaksanaan pelatihan dari instruktur nasional, kepala sekolah, pengawas sekolah, guru inti, hingga guru sasaran. “SEPIK menyediakan fitur-fitur yang diperlukan bagi pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) untuk mengakses lebih jauh pelaksanaan pelatihan,” katanya. n fenny melisa ed: burhanuddin bella
Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.