Ahad 16 Jun 2013 01:52 WIB
Intelijen AS

Facebook Ungkap Permintaan Data dari Pemerintah AS

Slide ke-8, baru saja dirilis oleh Guardian sebagai penguat laporan bahwa PRISM memiliki 'backdor' di 9 server perusahaan teknologi AS, yakni Microsoft, Yahoo, Google, Facebook, PalTalk, AOL, Skype, YouTube dan Apple.
Foto: GUARDIAN
Slide ke-8, baru saja dirilis oleh Guardian sebagai penguat laporan bahwa PRISM memiliki 'backdor' di 9 server perusahaan teknologi AS, yakni Microsoft, Yahoo, Google, Facebook, PalTalk, AOL, Skype, YouTube dan Apple.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Jejaring sosial Facebook menerima 9.000-10.000 permintaan dari pemerintah AS mengenai data penggunanya pada semester kedua 2012. Situs jejaring sosial itu mengatakan permintaan itu menyangkut antara 18 ribu dan 19 ribu akun, dan berkaitan dengan isu kriminalitas lokal hingga keamanan nasional.

Sementara itu, BBC melaporkan pernyataan Microsoft yang telah menerima permintaan data dari 31 ribu dan 32 ribu akun. Program pengintaian elektronik AS itu, Edward Snowden, mantan teknisi komputer yang membocorkan dokumen intelijen tentang program mata-mata Badan Keamanan Nasional (NSA), jauh lebih besar dari yang diketahui.

Perusahaan internet seperti Facebook, Google, Yahoo, Apple, dan Microsoft pekan lalu dikabarkan telah memberikan "akses langsung" kepada NSA terhadap server mereka di bawah program pengumpulan data bernama Prism.

Perusahaan-perusahaan ini menyangkal tudingan tersebut. Mereka mengaku tak memberikan akses seperti itu. Di sisi lain, mereka juga mengaku mematuhi permintaan-permintaan yang sah menurut hukum. Beberapa di antara mereka juga menyerukan pemerintah agar memberikan izin untuk melepas data tentang jumlah permintaan rahasia yang mereka terima.

Fraksi kecil

Dalam upaya meyakinkan para user, pengacara Facebook Ted Ullyot menulis dalam blog perusahaannya perihal diskusi dengan otoritas terkait, sekaligus untuk pertama kalinya melaporkan tentang seluruh permintaan data yang berkaitan dengan keamanan nasional AS. ''Seperti hari ini, pemerintah hanya memberi wewenang pada kami untuk menyampaikan tentang angka ini dalam bentuk agregat dan suatu rentang,'' katanya.

Selama enam bulan--hingga 31 Desember 2012--total angka permintaan data para user Facebook antara 9.000 dan 10 ribu, dan mencakup antara 18 ribu dan 19.000 akun.

''Permintaan ini menjangkau beragam hal seperti seorang sheriff lokal yang berusaha menemukan anak hilang hingga marshal federal yang melacak buron, hingga sebuah investigasi polisi atas sebuah serangan hingga petugas keamanan nasional yang melacak ancaman teroris,'' kata Ullyot.

''Dengan lebih dari 1,1 juta user aktif tiap bulannya di seluruh dunia, ini berarti bahwa sebuah fraksi kecil dari 1 persen akun pengguna kami menjadi subjek permintaan pemerintah dari negara bagian AS, lokal, atau pemerintah federal AS.''

Ullyot tak mengindikasikan dalam kondisi seperti apa perusahaan memenuhi permintaaan itu. Tapi, Facebook mengatakan telah secara agresif melindungi data penggunanya. ''Kami sering menolak permintaan seperti itu secara langsung, atau meminta pemerintah untuk secara mendasar menurunkan permintaannya, atau cukup memberi pemerintah sedikit data dari yang dimintanya,'' katanya.

Kemudian, Microsoft juga menerbitkan informasi tentang volume permintaan keamanan nasional selama paruh kedua tahun 2012. Perusahaan ini menekankan bahwa mereka mendapat dampak hanya pada ''satu fraksi kecil pelanggan global Microsoft.''

Belum lama ini, Edward Snowden, mantan pegawai kontraktor keamanan Booz Allen Hamilton dan mantan asisten teknik CIA, membocorkan rincian program Prism. Lelaki berusia 29 tahun itu melarikan diri ke Hong Kong tak lama setelah harian Guardian dan Washington Post menerbitkan pengungkapannya. Keberadaannya tak diketahui, tapi ia menyatakan akan melawan ekstradisi ke AS. n nina ch

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement