REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA—Pendukung Persija Jakarta bisa bernapas lega. Tim kesayangan mereka untuk sementara terhindar dari sanksi. PT Liga Indonesia (LI) selaku operator kompetisi Liga Super Indonesia (LSI) hanya memutuskan menjadwal ulang pertandingan antara Persija versus Persib Bandung—yang batal digelar pekan lalu—pada 28 Agustus 2013.
CEO PT LI yang juga Sekjen PSSI Joko Driyono mengatakan keputusan tersebut sudah berdasarkan regulasi operator kompetisi. Penjadwalan ulang diputuskan apabila ada kejadian force majeur sehingga suatu pertandingan batal digelar.
PT LI menganggap insiden pada Sabtu (22/6) lalu sebagai force majeur. Bus Persib yang hendak menuju Stadion Utama Gelora Bung Karno dari Hotel Kartika Chandra berubah arah ke Bandung setelah dilempari batu oleh sejumlah orang tak dikenal. Beberapa pemain dikabarkan menderita luka ringan.
Joko mengatakan, tanggal 28 Agustus dinilai tepat setelah menyesuaikan dengan agenda tim nasional serta pertandingan-pertandingan lain di LSI. Tadinya, kata dia, ada opsi untuk menjadwal ulang pada 17 Juli. "Tapi sepertinya tidak tepat karena selain bulan Ramadhan, Indonesia juga sedang banyak uji coba pada bulan Juli," ujarnya di Kantor PSSI, Senayan, Jakarta, Senin (24/6).
Mengenai tempat pertandingan, PT LI belum memutuskannya. Ini akan dibahas lebih lanjut dengan manajemen Persija. "Bisa di Jakarta, bisa juga di luar Jakarta.”
Joko tidak mau buru-buru menyalahkan panitia pelaksana pertandingan Persija yang dinilai banyak pihak lalai dalam melakukan prosedur keamanan. Pasalnya, Persija tidak menyediakan kendaraan taktis (rantis) untuk mengangkut pemain Persib ke SUGBK.
Bagi PT LI, ujar Joko, menyediakan kendaraan semacam Barracuda untuk menghelat sebuah laga bisa menurunkan esensi pertandingan sepak bola. Pemain menjadi tidak nyaman dengan pengamanan ekstra seperti itu. "Jangan sampai kita seolah-olah bermain dalam kondisi perang," kata dia.
Selain memutuskan melakukan penjadwalan ulang, Joko juga meminta Komisi Disiplin (Komdis) PSSI untuk menyelidiki insiden pelemparan bus pemain Persib. Jika ditemukan bukti pelanggaran disiplin yang terafiliasi dengan Persija, maka keputusan penjadwalan ulang bisa batal, digantikan keputusan Komdis.
Kendati begitu, ia meminta semua pihak untuk tidak lantas beropini bahwa yang melakukan pelemparan batu adalah kelompok suporter Persija, Jakmania. "Semoga Komdis bisa menyelesaikan tugasnya sebelum 28 Agustus," kata dia. Ketua Komdis PSSI Hinca Panjaitan mengaku sedang mempelajari insiden pelemparan batu ke bus Persib. "Rabu ini kami mulai sidang," kata Hinca.
Pelatih Persija Benny Dollo tidak mempermasalahkan penjadwalan ulang. Ia hanya berharap laga akan tetap digelar di Jakarta seperti semula. "Karena laga kandang, tentu saya inginnya bermain di Jakarta," kata dia. Pelatih Persib Jajang Nurjaman juga menyambut baik penjadwalan ulang. Menurut dia, ini merupakan keputusan terbaik. Ia menyatakan kesiapan skuat Maung Bandung untuk meladeni Persija nanti.
Akan tetapi, Jajang meminta laga tidak digelar di Jakarta. “Harusnya jangan di Jakarta, tapi di tempat netral. Kami tak mau kejadian serupa terulang kembali,” kata dia. Hal senada disampaikan gelandang Persib Atep. Ia menilai, laga mesti berlangsung di tempat yang benar-benar steril dari suporter kedua tim. Atep mengaku siap berlaga pada 28 Agustus. “Kapan pun kami siap,” kata dia menegaskan.
Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar meminta insiden pelemparan itu tidak menurunkan spirit dan sportivitas Persib. "Justru harus memicu prestasi mereka,’’ ujar Deddy. Ia mengaku tak yakin aksi pelemparan itu dilakukan oleh Jakmania. Ia menduga ada orang-orang tertentu yang merencanakan dari awal. n satria k yudha/arie lukihardianti ed: israr itah
Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.