REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Elektabilitas bakal calon presiden (capres) Aburizal Bakrie (Ical) yang cenderung stagnan semakin menggelisahkan elite Partai Golkar. Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung meminta Dewan Pengurus Pusat (DPP) Partai Golkar melakukan kajian serius terkait elektabilitas Ical.
Akbar Tandjung mengatakan, DPP perlu mengkaji tren elektabilitas Ical guna menemukan inti persoalan. Dengan demikian, DPP bisa merumuskan strategi seperti apa yang bisa dijadikan solusi. Menurutnya, persoalan elektabilitas Ical bisa saja berujung pada evaluasi pencapresan Ical. “Jika elektabilitas Ical sudah tidak tertolong, bukan tidak mungkin pencapresan Aburizal dievaluasi,” kata Akbar Tanjung, Kamis (25/7).
Namun, politikus senior ini membantah bila permintaannya mengkaji pencapresan Ical sebagai usaha menggeser Ical dari arena Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014. "Saya tidak pernah mengatakan dievaluasi,” kilahnya. Akbar membantah usulan mengkaji elektabilitas Ical sebagai bentuk ketidaksetujuannya terhadap pencapresan Ical. Dia mengaku tidak keberatan Ical maju sebagai capres. Hanya saja, Akbar tidak bersepakat dalam proses penetapan Ical sebagai capres.
Dia menyatakan, penetapan capres merupakan keputusan penting partai. Mestinya, proses penetapan capres dilakukan secara khusus dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan partai, mulai dari pengurus DPP, DPD I, DPD II, dan Dewan Pertimbangan. “Mestinya, tidak ditetapkan lewat mekanisme rapimnas yang konvensional,” katanya.
Menurut Akbar, penetapan Ical sebagai capres tanpa melibatkan unsur DPD II tidak tepat. Sebab, menurutnya, DPD II merupakan ujung tombak penggerak mesin partai. “Itu yang saya kritik. Tapi, partai sudah menganggap sah ya saya tidak bisa apa-apa. Karena, memang secara aturan sah,” ujarnya.
Sejumlah pengurus DPP Partai Golkar belum mau menanggapi usulan Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung itu. Ketua DPP Partai Golkar Priyo Budisantoso mengatakan, hasil survei hari ini tidak mencerminkan kondisi di masa mendatang. “Masih ada waktu. Politik itu dinamis,” kata Priyo.
Priyo menyatakan, masih banyak waktu bagi seluruh kader Golkar meningkatkan elektabilitas Ical. Priyo menyatakan, pencalonan Ical sebagai presiden sudah menjadi keputusan partai. “Saya berharap, semua baik-baik saja karena beliau sudah diputuskan untuk capres,” ujarnya.
Ketua DPP Partai Golkar Hajriyanto Y Tohari mengatakan, survei bukanlah satu-satunya ukuran yang digunakan Golkar dalam menilai pencapresan Ical. Menurutnya, hasil survei bisa saja tidak akurat, seperti pengalaman di pemilihan gubernur Jakarta. “Survei waktu itu tidak sejalan dengan (hasil) pilgub DKI,” katanya. Berkaca dari kondisi itu, Hajriyanto menyatakan, hasil survei tidak perlu disakralkan. Pasalnya, survei hanya menggambarkan realitas politik hari ini.
Hajriyanto menyatakan, Partai Golkar percaya, di waktu mendatang situasi akan lebih kondusif bagi kemenangan Ical. Golkar, menurut dia, tidak akan mundur mencalonkan Ical sebagai capres. “Tidak ada kamus takut dalam politik,” katanya. n muhammad akbar wijaya/esthi maharani ed: muhammad fakhruddin
Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.