Selasa 17 Sep 2013 05:05 WIB
Demokrat vs Jokowi

Politikus Demokrat Serang Jokowi

Ramadhan Pohan
Foto: Puspa Perwitasari/Antara
Ramadhan Pohan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Politikus Demokrat mengkritik rencana Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan mencalonkan Joko Widodo pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014. Kali ini, kritik dilontarkan Wakil Sekretaris Jendral Demokrat Ramadhan Pohan yang menilai, popularitas dan elektabilitas Jokowi lebih disebabkan pencitraan media ketimbang karena kinerjanya sebagai gubernur DKI Jakarta. “Jokowi itu kan media darling, tapi kalau kerja tidak ada apa-apanya,” kata Ramadhan kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Senin (16/9).

Ramadhan mengatakan, elektabilitas dan popularitas Jokowi, sapaan akrab Joko Widodo, kian melonjak lantaran tidak ada calon presiden (capres) yang setara untuk menjadi lawan tandingnya. Jadi, kesimpulan Ramadhan, keunggulan Jokowi lebih karena kelemahan capres yang ada sekarang. “Orang pilih Jokowi karena belum ada lawan tanding yang seimbang,” ujarnya.

Berkaca dari situasi semacam itu, Ramadhan menyatakan, Demokrat sengaja menggelar konvensi capres. Menurutnya, konvensi akan menghasilkan kandidat capres yang setara untuk menandingi Jokowi. “Kalau dibandingkan dengan Anies Baswedan (peserta konvensi), Jokowi tidak ada apa-apanya,” katanya.

Senada dengan Ramadhan, politikus Demokrat, Ruhut Sitompul, juga optimistis pemenang konvensi capres Demokrat akan mampu menandingi elektabilitas dan popularitas Jokowi. Ruhut mengatakan, saat ini masyarakat sudah semakin cerdas memilih pemimpin. Menurutnya, masyarakat tidak lagi mudah terpengaruh oleh pemberitaan media soal Jokowi. “Di pilkada Jatim dan Bali, Jokowi turun tapi tetap kami (Demokrat) yang menang,” katanya.

Dia juga menyayangkan dukungan berlebihan sekelompok orang terhadap Jokowi untuk menjadi capres 2014. Menurutnya, dukungan terhadap Jokowi itu sekarang menjurus pada upaya pendiskreditan peran Megawati Soekarnoputri dari partai berlambang kepala banteng itu. “Aku sangat terenyuh melihat spanduk 'Mega No! Jokowi Yes!' di Rakernas III PDIP lalu,” katanya.

Ruhut menyatakan, para pendukung Jokowi semestinya mengedepankan etika dalam menyampaikan aspirasi. Menurutnya, Jokowi tidak menjadi siapa-siapa tanpa peran serta Megawati. “Ingat, relawan Jokowi apa yang dikatakan Bung Karno 'Jasmerah! Jangan sekali-kali melupakan sejarah', jangan lupakan Ibu Mega,” ujarnya.

Menurut Ruhut, menafikan Megawati dalam pencapresan Jokowi merupakan hal mustahil. Sebab, sehebat apa pun popularitas Jokowi bila tanpa restu Megawati, Jokowi tidak akan menjadi capres. “Aturan undang-undang mengatakan, capres diusung partai politik, bukan perseorangan. Itu kata undang-undang,” katanya.

Board of Advisor Center for Strategic and International Studies (CSIS) Jeffrie Geovanie mengatakan, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri telah menjadi tokoh politik yang sangat penting di Indonesia hingga Pemilu 2014. Bukan tanpa alasan Megawati menjadi tokoh yang sangat penting di Indonesia. “Sederhana saja, karena semua orang menyadari kader PDIP, Jokowi tampaknya akan melenggang mudah terpilih jadi presiden RI 2014. Dan, semua pun tahu betapa loyalnya Jokowi pada Megawati,” tutur Jeffrie.

Apalagi, kata dia, Megawati selaku ketua umum telah mendapatkan mandat untuk menentukan siapa yang akan menjadi capres dan cawapres buat PDI Perjuangan. Jeffrie menyarankan saat yang tepat bagi Megawati untuk mengumumkan siapa capres PDI Perjuangan adalah akhir Januari atau awal Februari 2014. “Untuk cawapres tidak apa-apa diumumkan oleh Megawati setelah pemilu legislatif, awal Mei 2014 sangat ideal, dan tidak harus memilih cawapres dari partai lain.'”

Ia memprediksi, PDIP berpotensi memenangkan pemilu lebih dari 40 persen pada Pemilu Legislatif 2014 yang akan datang. “Tidak percaya, tunggu saja, tidak lama lagi,” katanya. n muhammad akbar wijaya/antara ed: muhammad fakhruddin

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement