Kamis 19 Dec 2013 05:25 WIB
India vs AS

Balasan India untuk AS

Bendera India (Ilustrasi).
Foto: IST
Bendera India (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Gita Amanda

Ketegangan terjadi antara Pemerintah India dan Amerika Serikat (AS), menyusul penangkapan seorang diplomat India di New York, pekan lalu. Aksi balasan pun dilancarkan India pada AS dengan memindahkan beton barikade keamanan di depan Kedutaan Besar AS di India, Selasa (17/12).

Beton diangkat dengan menggunakan alat berat dan truk derek dari depan gerbang kompleks kedutaan. Sebelumnya, beton digunakan sebagai pelapis keamanan di depan kedutaan. Jaringan televisi India yang mengutip sumber tanpa nama melaporkan, pemindahan beton pengamanan merupakan tindakan balasan yang diambil India.

Menanggapi hal tersebut, salah seorang pejabat senior Pemerintah India yang tak mau disebut namanya mengatakan, aparat kepolisian India tetap berjaga di area Kedutaan AS.   “Kami menjamin keamanan semua misi diplomatik di India dengan sangat serius. Periksa saja pos-pos yang ada, ini hanya masalah yang berkaitan dengan arus lalu lintas,” ungkapnya.

Otoritas AS menangkap diplomat India di New York, Devyani Khobragade, pada Kamis (12/12). Ia ditangkap atas dugaan membayar rendah pengasuh rumah tangganya dan melakukan penipuan visa untuk memasukkan pengasuhnya itu ke Negara Paman Sam.

Khobragade dibebaskan setelah membayar jaminan sebesar 250 ribu dolar AS atau sekitar Rp 3 miliar dan menyerahkan paspornya. Namun, jika terbukti bersalah dalam dua tuduhan tersebut, ia diancam hukuman maksimal 15 tahun penjara.

Menurut laporan media India, diplomat tersebut sempat diborgol dan digeledah sebelum akhirnya dibebaskan dengan jaminan. Tindakan semena-mena terhadap diplomat, menurut Pemerintah India, telah melanggar Perjanjian Wina.

Sejumlah politikus top India, termasuk pemimpin dua partai utama dan penasihat keamanan nasional India, menyatakan sikapnya. Mereka menolak bertemu dengan anggota delegasi parlemen AS yang berkunjung ke India, pekan ini. Penasihat Keamanan Nasional India Shivshankar Menon bahkan menyatakan penangkapan diplomat India sebagai tindakan ‘barbar’.

Menurut pernyataan yang dikeluarkan kejaksaan Distrik Selatan New York, Khobragade dinyatakan mengisi aplikasi visa palsu terkait pengasuhnya. Kala itu, ia menyatakan akan membayar pengasuhnya sebesar 9,75 dolar AS per jam. Angka tersebut dinilai telah sesuai dengan standar gaji minimum AS.

Namun, menurut pengacara publik, Khobragade melakukan penyimpangan. Ia membuat kesepakatan secara pribadi dengan pengasuh rumah tangganya untuk hanya membayar sepertiga dari upah yang dijanjikan.

Menteri Luar Negeri India Salman Khurshid berjanji akan memulihkan harga diri yang telah dilecehkan itu. “Sudah tugas saya memulangkan wanita itu,” ujarnya kepada anggota Kongres, Rabu (18/12). “Kita harus memulihkan kehormatan wanita itu dan saya akan melakukannya dengan apa pun,”

Jaringan televisi India mengatakan, selain pemindahan beton pengaman, mereka juga memeriksa gaji yang dibayarkan staf Kedutaan AS untuk pembantu rumah tangga mereka. India juga mencabut hak istimewa, seperti akses ke ruang tunggu bandara, untuk sejumlah diplomat AS dan keluarganya.

Pemerintah AS menyatakan, Khobragade tak memiliki kekebalan diplomatik secara penuh. Mereka menyatakan berdasarkan Konvensi Wina, dia hanya ‘kebal’ dari penangkapan terkait dengan pekerjaannya.  n reuters ed: teguh firmansyah

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement