REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umat Islam memiliki peran penting dalam membawa Indonesia menuju perubahan pada 2014. Peran tersebut menuntut umat Islam untuk selalu melakukan evaluasi dan memperbaiki diri. Melalui langkah ini, umat Islam bisa memberi kontribusi positif dalam perubahan bangsa.
"Acara Dzikir Nasional dapat membentuk umat dalam membawa perubahan. Perubahan yang diharapkan adalah hal yang positif bukan membawa persoalan yang rumit," ujar Menteri Agama Suryadharma Ali dalam Dzikir Nasional ke-12 di Masjid At-Tin, Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta, Selasa (31/12).
Dalam membawa perubahan, umat Islam memerlukan kebersamaan. Menurut Suryadharma, Indonesia yang besar tidak akan dikelola dengan baik tanpa kebersamaan. Problematika bangsa yang menumpuk tidak akan diselesaikan apabila umat Islam berjalan sendiri-sendiri karena umat Islam memiliki pastisipasi yang tinggi bagi Indonesia.
Memasuki tahun politik pada 2014, kata Suryadharma, umat Islam harus memiliki inovasi dan kreativitas yang tinggi agar Indonesia lebih baik. Pada Pemilu 2014, umat Islam harus ikut andil dan bertanggung jawab di dalamnya. Pesta demokrasi itu harus membawa bangsa menuju perubahan.
Dzikir Nasional, kata Suryadharma, juga menjadi momentum untuk bertafakur dan memohon ampunan. Dia mengajak peserta zikir untuk berdoa agar berbagai masalah bangsa cepat terselesaikan. Pemimpin negara juga harus berintrospeksi dalam mengemban amanah dari rakyat.
Dzikir Nasional ke-12 merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan Republika. Acara serupa juga berlangsung di Bandung dan Yogyakarta. Antusiasme masyarakat terus meningkat setiap tahun. Peserta zikir sudah berdatanganan sejak Selasa (31/12) pagi, bahkan beberapa di antaranya datang secara rombongan dengan jumlah puluhan orang.
Salah satu pengisi acara dalam Dzikir Nasional, Ustaz Abdul Syukur, mengatakan, zikir di malam pergantian tahun ini mengingatkan setiap individu bagaimana menata hari esok supaya menjadi manusia yang bahagia dunia dan akhirat. Zikir tersebut diharap bukan sekadar rutinitas tahunan, melainkan bisa membawa perubahan positif.
Ustaz Syukur mengajak masyarakat bersama-sama membangun Indonesia agar lebih baik lagi. Dia berharap agar negara ini mendapat pemimpin yang amanah, ikhlas, dan istiqamah. Pemimpin seperti itu, kata dia, adalah pemimpin yang bisa membangun negeri dan membawa ketakwaan bagi umat.
Pengisi acara lainnya, Ustaz Erick Yusuf, menyatakan, zikir di malam tahun baru adalah obat dari penyakit masyarakat yang muncul saat ini. Penyakit itu adalah merayakan tahun baru dengan cara yang melampaui batas, seperti berkumpul, berkonvoi, mabuk-mabukan, dan akhirnya terjadi perkelahian.
Ketua Dewan Pengurus Masjid Agung At-Tin, Maftuh Basyuni, mengatakan, umat Islam wajib bersyukur bisa melampaui tahun yang baru. "Bentuk kesyukuran itu wajib disampaikan dengan berdoa dan mengingat kebesaran Tuhan karena tanpa kebesaran Tuhan kita tidak ada artinya," ujarnya Maftuh. n ratna ajeng tejomukti/amri amrullah/ani nursalikah/hannan putra ed: m ikhsan shiddieqy
Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.