Jumat 10 Jan 2014 07:35 WIB
Penyadapan Telepon

Obama Batasi Operasi Intelijen NSA

Mata-mata dan penyadapan arus data dan komunikasi (ilustrasi)
Foto: REPUBLIKA.CO.ID
Mata-mata dan penyadapan arus data dan komunikasi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Presiden AS Barack Obama melakukan langkah tegas untuk membatasi operasi intelijen Badan Keamanan Nasional (NSA). Hal ini dilakukan sebagai respons atas operasi intelijen NSA yang dinilai keterlaluan, sehingga AS dikecam banyak negara di dunia. 

Dalam keputusan yang kemungkinan diumumkan awal pekan depan, Obama akan membatasi akses NSA untuk menyadap komunikasi telepon warga AS. Selain itu, menurut sumber yang dekat dengan Gedung Putih, Obama juga akan mengendalikan dan mengekang NSA dalam memata-matai para pemimpin negara lain.

Pada Kamis (9/1) Obama dijadwalkan membahas masalah ini dengan para politikus di Kongres. Sementara, Jumat (10/1), para wakil dari perusahaan-perusahaan teknologi informasi akan bertemu dengan staf Gedung Putih membicarakan hal yang sama. Gedung Putih mengatakan, Obama masih mengumpulkan informasi sebelum mengumumkan keputusan final, pekan depan.

Sebelumnya, tepatnya pada Rabu (8/1) Obama telah bertemu dengan para anggota komunitas intelijen AS. Patut dicatat, sebagian besar anggota komunitas ini menginginkan NSA tetap dapat menjalankan operasi intelijennya secara utuh.

Dari sejumlah dokumen yang dibocorkan mantan kontraktor teknik NSA Edward Snowden  disebutkan, lembaga intelijen AS itu menyadap komunikasi sejumlah kepala negara, termasuk pemimpin dari negara-negara sekutu AS, seperti Kanselir Jerman Angela Merkel.  

Menurut kesaksian Snowden pula, NSA menyadap komunikasi telepon Presiden Brasil Dilma Rousseff. Terungkapnya aksi tak senonoh NSA ini sempat membuat Merkel dan Rousseff meradang. Merkel, misalnya, langsung menelepon Obama ketika kabar mengenai penyadapan terhadap dirinya beredar. Sementara, Rousseff membatalkan kunjungannya ke Washington karena penyadapan itu.

Pada Rabu (8/1) Obama dan Merkel dilaporkan melakukan perbincangan melalui telepon. Tapi, beberapa pejabat AS yang diminta konfirmasi tentang hal ini tidak dapat memastikan apakah kedua kepala negara itu mendiskusikan rencana pembatasan operasi intelijen NSA.

Obama mulai memunculkan sinyal untuk membatasi operasi intelijen NSA setelah menerima rekomendasi dari sebuah komisi semiindependen bentukan Kongres terkait NSA pada bulan lalu.

“Ada jalan untuk melakukan itu. Kita akan memberikan jaminan yang lebih besar lagi kepada masyarakat bahwa akan ada transparasi yang cukup,” kata Obama dalam sebuah jumpa pers, 20 Desember.

Saat itu, ia juga mengatakan, program pengumpulan data seperti yang dilakukan NSA selama ini akan didesain ulang. “Harapannya, potensi pelanggaran bisa dicegah.” Terkait operasi NSA, Hakim Distrik Washington DC Richard Leon, bulan lalu, memutuskan, penyadapan global yang dilakukan NSA melanggar hukum alias ilegal.

Dalam putusannya, Leon menyebut, operasi NSA melanggar privasi publik. Kala itu, Leon bertindak atas gugatan yang diajukan oaktivis hukum konservatif, Larry Klayman dan Charles Strange, yang memprotes penyadapan ponsel pribadi oleh NSA.

“Saya sangat ragu bahwa program pengumpulan data yang dilakukan NSA merupakan sarana untuk mencegah ancaman serangan terorisme,” kata sang hakim. n dessy suciati saputri/ap ed: wachidah handasah

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement