REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Intelijen Amerika Serikat (AS) mengatakan masih belum jelas yang menggantikan Ayman al-Zawahiri sebagai pemimpin Al-Qaeda. Zawahiri tewas dalam serangan AS di Afghanistan tahun lalu, pukulan terbesar kelompok itu sejak kematian Osama bin Laden tahun 2011.
"Pernyataan untuk Al Qaeda, yang tidak terjawab sendiri, adalah siapa pengikut (Zawahiri)," kata direktur Pusat Kontra-Terorisme Nasional AS, Christine Abizaid dalam acara Washington Institute saat ditanya tentang "pusat gravitasi" Al Qaeda usai kematian Zawahiri, Selasa (10/1/2023).
Zawahiri bersembunyi selama bertahun-tahun. Al Qaeda belum mengumumkan nama penggantinya.
Pakar menilai mantan pasukan khusus Mesir yang misterius dan tidak banyak muncul tapi merupakan petinggi Al Qaeda, Saif al-Adel, kandidat kuat pengganti Zawahiri. AS menawarkan hadiah 10 juta dolar AS untuk informasi yang mengarah pada penangkapannya.
Abizaid juga menyinggung lanskap ancaman di AS dan mengatakan negara itu menghadapi lingkungan yang "tak dapat diprediksi." Ia menambahkan masyarakat AS harus tetap waspada pada organisasi ekstremis dari luar negeri seperti Al Qaeda dan ISIS.
"Lingkungan daring tempat sebagian besar radikalisasi terjadi," katanya.
Abizaid mengatakan pelaku tunggal masih menjadi ancaman utama AS. Ia menambahkan para pelaku tunggal itu dapat menginspirasi kelompok ekstremis luar negeri atau mendorong ekstremisme kekerasan domestik bermotif ras dan etnis.
Pernyataannya senada dengan asesmen dari Departemen Keamanan Dalam Negeri pada bulan November. Departemen mengatakan ancaman di lingkungan AS masih dalam beberapa bulan kedepan, pelaku tunggal dan kelompok dengan motif dari berbagai ideologi menimbulkan ancaman.