REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masjid Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat, kembali menjadi tuan rumah lomba Hafalan Alquran dan Hadis Pangeran Sultan bin Abdul Aziz Alu Su'ud. Dua juri internasional membacakan potongan ayat Alquran, kemudian peserta lomba diberi tugas untuk melanjutkan atau menyelesaikan potongan ayat yang dimaksud.
Para peserta yang sudah menyelesaikan lomba akan duduk di sekitar ruangan sambil berbincang dengan peserta lainnya. Beberapa tampak sedang merefreshhafalan mereka.
Lutfullo Kholikov (13 tahun) adalah peserta lomba hafalan Alquran termuda dalam musabaqah ini. Siswa kelas tujuh asal Tajikistan itu mulai menghafalkan Alquran sejak usia sembilan tahun.Dia menghafal Alquran secara autodidiak.
Bersekolah di sekolah umum alias bukan sekolah tahfidz, Lutfollo menghafal dan menyetorkan hafalannya kepada salah seorang mufti yang memiliki lembaga tahfidz Alquran. Menurutnya, sudah umum bagi anak-anak Tajikistan untuk menghafal Alquran. Ada misi besar yang ingin dibawa oleh pria delegasi asal Tajikistan dengan mengikuti ajang lomba tingkat ASEAN-Pasifik ini.
Didampingi official-nya, Muhammadsodiq Saidov, dia mengatakan keikutsertaannya dalam lomba tersebut, yakni ingin menunjukkan bahwa menghafal Alquran di Tajikistan merupakan suatu budaya. Muslim di negerinya juga mentradisikan untuk menghafal Alquran melalui orang tua atau guru mengaji mereka."Islam bukan hanya untuk orang-orang tertentu. Mengaji Alquran merupakan gerakan yang umum dilakukan," ujarnya, Selasa (11/2).
Di ruangan lain, tiga juri hadis memberikan lima soal peserta lomba. Dengan metode yang serupa, juri memberikan potongan hadis untuk diselesaikan oleh para peserta. Helmi Chandra (25), salah seorang peserta lomba hafalan hadis, sudah menghafal hadis sejak tahun 2010. Ia intens mempersiapkan lomba ini sejak enam bulan terakhir.
Mahasiswa jurusan Fikih Hadis Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN-Suska)
Riau angkatan 2009 itu serius mempelajari ilmu hadis lantaran ingin bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan dari masyarakat berdasarkan contoh atau perkataan Rasulullah.
Tidak tinggal di pondok tahfidz, pria ini pun menghafalkan hadis secara autodidak. Helmi biasa menghafalkan dan mengulang-ulang hadis selepas shalat Subuh, Ashar, dan Maghrib. N dwi murdaningsih, ed:khoirul azwar
Informasi dan berita lainnya silakan dibaca diRepublika,terimakasih.