REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - PT Bank Tabungan Pensiunan Negara (BTPN) telah melaksanakan proses lanjutan akuisisi PT Bank Sahabat Purba Danarta dengan menyuntikkan penyertaan modal sebesar Rp 373,33 miliar. Dengan aksi ini, BTPN resmi memiliki mayoritas saham Bank Saudara.
Direktur BTPN Anika Faisal mengatakan, BTPN telah efektif menjadi pemegang saham Bank Sahabat. “Kepemilikan BTPN atas Bank Sahabat sebesar 70 persen,” katanya dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (20/2). Sementara, sisa saham dimiliki PT Triputra Persada Rahmat sebesar 29 persen dan satu persen dimiliki Yayasan Purba Danarta.
Total dana yang diserahkan BTPN untuk akusisi ini mencapai Rp 600 miliar. Dana ini akan dimasukkan sebagai modal disetor sehingga modal Bank Sahabat akan meningkat. Per Oktober 2013, modal inti Bank Sahabat mencapai Rp 166,5 miliar.
Meskipun akuisisi telah selesai, BTPN masih menunggu izin konversi dan pemisahan (spin-off). Setelah proses tersebut selesai, perseroan akan melebur unit usaha syariahnya dengan Bank Sahabat. Oleh karena itu, perseroan segera melakukan spin-off unit usaha syariahnya. “Pemisahan tersebut bisa selesai dalam semester I tahun ini,” ujarnya.
BTPN mencatat pertumbuhan yang cukup baik pada tahun lalu. Kredit perseroan tumbuh sebesar 19 persen. Direktur Keuangan BTPN Arief Harris mengatakan, kredit perseroan naik dari Rp 38,8 triliun menjadi Rp 46,1 triliun. “Kami bersyukur tetap bisa bertumbuh dengan baik di tengah situasi perekonomian yang cukup menantang, terutama pada semester II 2013,” ujarnya.
Menurutnya, kondisi perekonomian nasional sepanjang semester II 2013 dibayang-bayangi oleh inflasi tinggi, kenaikan suku bunga acuan, dan perkembangan ekonomi global yang sangat dinamis. Perubahan situasi tersebut mendorong perbankan melakukan sejumlah penyesuaian, termasuk soal target kredit.
Dana pihak ketiga (DPK) pun tumbuh sejalan dengan kredit. Nilai simpanan masyarakat tumbuh 16 persen dari Rp 45,1 triliun pada 31 Desember 2012 menjadi Rp 52,2 triliun per 31 Desember 2013. Selain itu, laba tumbuh delapan persen dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp 1,98 triliun pada 2012.
Aset BTPN pun tumbuh 18 persen dari Rp 59,1 triliun menjadi Rp 69,7 triliun. Rasio kecukupan modal (CAR) juga meningkat menjadi 23,1 persen pada akhir 2013 dari 21,5 persen pada akhir 2012. BTPN juga mencetak laba bersih setelah pajak sebesar Rp 2,13 triliun pada akhir Desember 2013.