REPUBLIKA.CO.ID,Umat Islam di Pulau Lombok, termasuk Kota Mataram, tetap melanjutkan puasa hingga enam hari ke depan. Tradisi itu untuk mengikuti sunah Rasulullah, yakni menunaikan puasa sunah pada Syawal setelah usai puasa Ramadhan.
Hj Fatimah (50), salah seorang warga Ma taram, di Mataram, Selasa (29/7), mengatakan, berpuasa enam hari setelah puasa wajib merupakan tradisi bagi sejumlah warga di Mataram.
"Ini sudah menjadi kebiasaan saya, kalau tidak puasa malah rasanya gelisah se hingga apa pun alasannya, puasa sunah pada Syawal tetap diupayakan," katanya. Di dalam hadis, Nabi Muhammad SAW sempat berkata, "Jika puasa enam hari setelah Hari Raya Idul Fitri, seolah-olah dia berpuasa selama setahun."
Sejumlah petugas masjid di Kota Mataram masih tetap membangunkan warga untuk makan sahur melalui pengeras suara sebagaimana pada Ramadhan. Pengumuman ini ditujukan kepada orang-orang yang akan melaksanakan puasa sunah.
Puasa sunah akan berakhir pada Ahad (3/8) dan dirayakan dengan Lebaran Topat atau Ketupat. Sebagian warga pun mengungkapkan, orang yang berhak merayakan Lebaran Topat adalah orang yang puasa sunah, bukan bagi yang tidak.
"Lebaran Topat dirayakan seminggu setelah Hari Raya Idul Fitri dan pada hari itu masyarakat tua dan muda keluar rumah untuk pergi bersantai ke berbagai objek wisata yang ada di daerah ini," katanya.
Menurut H Wahab (60), biasanya warga merayakan Lebaran Topat di kawasan objek wisata Senggigi, Kabupaten Lombok Barat, sekitar 12 kilometer utara Kota Mataram.
Mereka akan menghabiskan waktu di Pantai Batu Layar.
Pada hari itu, ratusan ribu warga Lombok yang datang dari berbagai penjuru berbondong-bondong ke Batu Layar, baik dengan memakai kendaraan umum, pribadi, tradisional, mau berjalan kaki.
Mereka memilih Batu Layar tak semata karena keindahannya. Di pantai ini juga dikenal Makam Batu Layar yang dikera matkan warga. Makam Batu Layar juga ramai dikunjungi peziarah, terutama pada musim haji, sebab hampir semua jamaah calon haji (JCH) di daerah melakukan ziarah makam sebelum berangkat ke tanah suci Makkah.
"Di samping itu, banyak pula makan lainnya, seperti makam Loang Baloq, Bintaro, Selaparang, Ketak, dan Makam Sakra di Lombok Timur," katanya.
Untuk mengamankan Lebaran Topat, Pemerintah Kota Mataram pun menyiapkan lebih dari 50 anggota tim reaksi cepat (TRC).
Lebaran ini rencananya akan dilaksanakan pada 4 Agustus 2014.
"Puluhan anggota tim reaksi cepat (TRC) itu akan disiagakan di sejumlah titik rawan dan pusat keramaian Lebaran Topat di Kota Mataram," kata Wali Kota Mataram H Ahyar Abduh di Mataram, Rabu (30/7).
Selain menurunkan tim TRC, pihaknya juga akan menurunkan tim dari taruna siaga bencana (tagana), linmas, hingga Satpol PP. Mereka akan berkoordinasi dengan aparat kepolisian agar pengamanan Lebaran Topat dapat dilaksanakan secara maksimal.
Dia mengatakan, pengamanan kegiatan Lebaran Topat di Kota Mataram diprioritaskan pada sepanjang pantai Kota Mataram dari ujung selatan di Pantai Tanjung Karang hingga ujung utara Pantai Meninting.
"Karena setiap Lebaran Topat, kawasan pinggir pantai selalu menjadi titik paling ramai dikunjungi warga untuk merayakan Lebaran Topat," katanya. Selain itu, pihak nya juga akan membentuk posko-posko pengamanan sekaligus menjadi pusat informasi.
Hal itu merupakan bentuk antisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diingin kan.
Dikatakannya, puluhan anggota TRC, tagana, linmas, Satpol PP, dan aparat kepolisian juga akan melakukan pengamanan dan pemantauan pada beberapa tempat yang menjadi ruang publik di Kota Mataram.
Tempat tersebut, antara lain, Mataram Mall, Taman Udayana, Taman Selagalas, Makam Bintaro, dan Makam Loang Baloq.
"Dari pengalaman tahun-tahun sebelum - nya, titik-titik tersebut selalu ramai dikunjungi warga, termasuk pada saat Lebaran Topat," katanya. (antara, ed:a syalaby ichsan)