Sabtu 28 Jun 2014 12:00 WIB

Hormati Bulan Suci

Red: operator

Akhir pekan ini menjadi momen yang sangat istimewa bagi kaum Muslim di Indonesia. Bulan suci Ramadhan tiba di akhir pekan ini. Lebih istimewa lagi, Ramadhan kali ini juga bertepatan dengan tahapan Pemilihan Presiden 2014 dan Piala Dunia 2014.

Ramadhan dengan pilpres memang tidak ada kaitannya secara langsung. Kebetulan saja keduanya hadir bersamaan. Namun demikian, hadirnya Ramadhan ini bisa menjadi momentum untuk memperbaiki kualitas proses dan tahapan pilpres.

Kita lihat saat ini, Pilpres 2014 berlangsung lebih panas dibanding proses serupa yang pernah terjadi sebelumnya. Kemunculan dua pasang capres dan cawapres dengan kekuatan berimbang menjadikan persaingan untuk mengumpulkan dukungan berjalan sangat ketat. Masing-masing tim sukses berusaha maksimal untuk menaikkan dukungan sebagai kunci kemenangan pilpres.

Sayangnya, proses pencarian dukungan itu masih berjalan dengan berbagai cara. Dalam proses itu masih muncul fitnah atau kampanye hitam untuk menjatuhkan lawannya. Informasi-informasi keliru sengaja disebarkan supaya lawan politiknya menjadi terlihat buruk di mata para konstituen.

Cara seperti ini terntu sangat tidak fair, terutama bagi mereka yang menjadi korban. Karena itulah upaya untuk saling  memfitnah di antara para tim sukses atau para pendukung capres harus segera diakhiri. Kemenangan yang diraih melalui proses yang tidak fair bukanlah kemenangan yang sejati.

Tak hanya diisi fitnah, aksi buta dalam mendukung capres pun diwarnai dengan ancam-mengancam, serta caci maki. Cara-cara seperti ini adalah cara yang harusnya tidak terjadi dalam proses politik kita. Para pendukung dan para elite politik  semestinya menunjukkan proses yang santun dalam mencapai tujuan politiknya. Kesantunan politik akan menjadi bagian yang sangat penting dalam pendewasaan masyarakat. Publik akan menjadi terbiasa dengan pilihan-pilihan politik yang diambil berdasar pengetahuannya dan bukan berdasar pengaruh pencitraan yang menimpanya.

Hadirnya Ramadhan ini bisa menjadi kesempatan yang sangat baik untuk mengakhiri cara-cara tidak terpuji dalam proses pilpres tersebut. Tidak sepatutnya bulan yang mulia ini diisi dengan cacimaki, intimidasi, apalagi saling fitnah. Sebaliknya, bulan ini semestinya diisi dengan berbagai keteladanan supaya segala amalannya menjadi lebih berkualitas.

Jika praktik-praktik negatif itu tetap dijalankan, maka pelakunya secara nyata menunjukkan perilaku yang tidak menghormati bulan suci Ramadhan. Mereka tidak memanfaatkan momentum ini untuk meningkatkan kualitas kehidupan berbangsa dan bernegara.Mereka justru merusak momen yang baik ini untuk mencapai tujuan pribadi maupun kelompoknya.

Tak hanya merugikan diri sendiri, perbuatan yang bertentangan dengan upaya untuk menghormati bulan suci ini juga bisa membawa kerugian yang luas di masyarakat. Jika tidak segera dihentikan,sikap saling fitnah, caci-maki, maupun intimidasi bisa melahirkan konflik fisik yang mengorbankan banyak kepentingan rakyat. Karena itulah, jadikan momen penghormatan terhadap bulan suci ini sebagai kesempatan emas untuk mengakhiri itu semua dan menggantinya dengan cara-cara yang lebih beradab.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement