Senin 24 Oct 2016 13:00 WIB

Menanam Pohon Demi Kelangsungan Hidup

Red:

Bencana alam, seperti longsor dan banjir, yang salah satu penyebabnya akibat minimnya keberadaan pohon, menyadarkan masyarakat terhadap arti keberadaan pohon. Manfaat pohon yang di antaranya bisa menahan laju air, memberikan cadangan air, dan kesejukan semakin dipercaya masyarakat luas. Alhasil, kegiatan menanam pohon semakin gencar digalakkan pemerintah pusat maupun daerah.

Kepala Seksi Sertifikasi dan Peredaran Benih BPTH Wilayah I, Mahendra Harjianto, mengatakan, khusus untuk di Sulawesi Selatan permintaan bibit pohon memang terus meningkat. Bukan hanya dari masyarakat yang ingin menanam pohon kayu hutan di lahan mereka, tapi pihak pemerintah daerah melalui kegiatan dinas dan masyarakat lebh sering meminta bibit tanaman.

Mahendra mencontohkan, saat ini banyak dinas dari pemerintah kota maupun kabupaten di Sulawesi Selatan yang meminta bibit pohon kepada BPTH I Palembang. Permintaan ini dilakukan karena pemerintah daerah tersebut ingin menanam pohon di lingkungan sekitar. Sehingga, kawasan tersebut menjadi lebih hijau. "Sekarang ini, setiap ada kegiatan dinas pasti ujung-ujungnya ada penanaman pohon. Ini bagus karena pohon yang ditanam akan banyak dan biasanya disebarkan di banyak tempat," kata Mahendra.

Untuk meningkatkan minat dari berbagai elemen masyarakat, BPTH Wilayah I juga melakukan sejumlah edukasi dan pelatihan di Kebun Benih Semai baik, untuk masyarakat umum maupun anak mudah yang duduk di bangku sekolah dan perkuliahan. Hal ini demi menumbuhkembangkan pengetahuan banyak pihak dalam membuat bibit pohon dan manfaat dari keberadaan pohon.

Sejumlah kerja sama pun dijalankan BPTH Wilayah I dengan beberapa universitas di Sulawesi Selatan, seperti UIN Raden Patah dan Universitas Sriwijaya. Bersama UIN, BPTH Wilayah I melakukan perjanjian agar setiap anak didik, pendidik, dan tenaga kependidikan untuk menanam dan memelihara minimal lima batang pohon. Jadi, setiap orang di kampus tersebut diharuskan untuk memiliki lima pohon yang ditanam dan harus dipelihara hingga pohon tersebut tumbuh dengan baik.

"Bukan hanya menanam dan memelihara karena kewajiban kampus, tapi pihak universitas juga diminta untuk menanamkan budaya cinta lingkungan hijau sehingga para peserta didik dan pendidik yang ada di lingkungan kampus merasa memiliki keharusan tanpa dipaksa untuk meghijaukan lingkungan sekitar," ujar Mahendra.

Hal serupa dilakukan BPTH dengan Universitas Sriwijaya. Perjanjian ini diharapkan menjadi titik mula perbaikan lingkungan dari sektor keberadaan pohon yang dimulai dari anak muda yang ada di lingkungan kampus. Dengan kesadaran yang didapat, para cendekiawan muda ini diminta bisa menularkan kesadaran lingkungan kepada masyarakat sekitar, minimal keluarga mereka. Sehingga, keluarga tersebut nantinya ikut menanam pohon di lingkungan rumahnya.

Sekumpulan pohon di hutan menurut ilmu biologi bisa menyerap karbon. Dalam fotosintesis pohon (tanaman) menyerap CO2 (karbon dioksida) dan H2O (hidrogen) dibantu dengan sinar matahari diubah menjadi glukosa yang merupakan sumber energi (sebelumnya diubah dahulu melalui proses respirasi) tanaman tersebut dan juga menghasilkan H2O (hidrogen) dan O2 (oksigen), yang merupakan suatu unsur yang dibutuhkan oleh organisme untuk melangsungkan kehidupan (bernapas).      Oleh Debbie Sutrisno, ed: Citra Listya Rini

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement