Olimpiade Sains Nasional (OSN) yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayan (Kemendikbud) mulai tanggal 1 hingga 7 September 2014 di Lombok-Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang diikuti siswa SDLB, SMPLB, SMALB, SMA, dan SMK baru saja berakhir.
Berbagai bidang lomba sains telah diikuti oleh para peserta yang berasal dari seluruh penjuru Tanah Aair ini. Mulai dari matematika (teknologi dan nonteknologi), IPA, biologi (murni dan terapan), fisika (murni dan terapan), kimia (murni dan terapan), TI/komputer, astronomi, geografi, kebumian, ekonomi, karya ilmiah, hingga kewirausahaan.
Foto:Republika/Edi Yusuf
Pembukaan Olimpiade Sains Nasional 2013
Para peserta yang mengikuti kompetisi bidang kewirausahaan juga diberikan wadah untuk memamerkan karyanya dalam sebuah pameran pendidikan dan kebudayaan yang diselenggarakan di Taman Sangkareang, Lombok-Mataram, NTB. Pameran yang diselenggarakan bertepatan dengan hari jadi kota Lombok tersebut diperuntukkan masyarakat umum.
Perhelatan ini berhasil menciptakan antusiasme yang tinggi di kalangan pelajar dan pendidik (guru) untuk mencintai dunia sains. Kompetisi diharapkan mampu memberikan gambaran nyata guna membangun dunia pendidikan seiring dengan dimulainya penerapan kurikulum baru (Kurikulum 2013) dan meningkatkan kualitas para generasi bangsa, khususnya Indonesia dalam dunia pendidikan.
OSN tahun ini mendapatkan respons dan dukungan yang luar biasa dari para peserta. "Kami sangat senang bisa ikut Olimpiade ini, soal menang atau kalah itu menjadi nomor 2, yang penting kami bisa mendapat kesempatan untuk mengikuti kompetisi itu, apalagi ini merupakan event nasional," kata Nanglohi, salah satu pendamping peserta dari Papua Barat.
Ririn, peserta kompetisi kewirausahaan yang memiliki keterbatasan bicara (tunarungu), juga mengaku senang bisa menjadi peserta dan memenangkan kompetisi ini. "Keikutsertaan saya pada kompetisi di OSN ini bisa menambah pengalaman, melatih kemampuan saya di samping ajang promosi produk yang saya hasilkan (membuat keripik bayam dari tepung terigu)," ujarnya.
Secara keseluruhan OSN 2014 memperebutkan 529 medali untuk seluruh jenjang pendidikan dan berbagai kategori. Adapun Juara Umum OSN 2014 ini direbut oleh Provinsi DKI Jakarta dengan perolehan 25 medali emas, 30 medali perak, dan 37 medali perunggu. DKI Jakarta merebut gelar juara umum setelah selama tiga tahun terakhir milik Jawa Tengah yang pada OSN 2014 ini turun ke peringkat kedua. Jawa Tengah menyabet 16 emas, 43 perak, dan 34 perunggu. "Para juara terpilih kita persiapkan untuk mengikuti berbagai olimpiade sains pada tingkat internasional," kata Dirjen Dikmen Prof Achmad Jazidie melalui siaran persnya.
Mendikbud Mohammad Nuh pada masa akhir kepemimpinannya menyampaikan pentingnya pelaksanaan OSN 2014. Siapa pun Mendikbud kelak, OSN harus terus dilanjutkan dan dikembangkan. OSN membangun tradisi budaya scientific yang sangat mahal dengan melihat para peserta muda yang sudah memiliki intellectual curiosity yang tinggi. Hal itulah yang akan membawa kemajuan bagi bangsa ini. OSN membangun budaya berkompetisi sehat dan fair. Dengan olimpiade semua kalangan memiliki kesempatan yang sama dan membangun budaya berkolaborasi. ed: hiru muhammad