JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengingatkan semua pihak agar menjunjung etika dan batas kepatutan dalam masa kampanye Pemilihan Presiden 2014. Semua pihak tidak saling menghancurkan antara satu kubu dengan lainnya.
Presiden mengatakan, satu dari dua kandidat yang bertarung akan terpilih dan menjadi pemimpin bangsa ini. "Saya berharap tidak merusak dan menghancurkan karena beliau saat memimpin harus memiliki respek dan kewibawaan memimpin," kata dia, dalam acara buka puasa bersama dengan pimpinan lembaga negara, duta besar negara sahabat, dan pejabat negara lainnya di Istana Negara, Jakarta, Senin (30/6).
Kepala Negara mengatakan, Ramadhan kali ini menarik dan khas karena berlangsung juga pemilihan presiden. Karena itu, semua harus memegang teguh etika dan mengikuti aturan yang berlaku. "Kalau dikaitkan dengan pilpres saat ini, siapa pun yang berkompetisi memiliki kesiapan mental untuk menang atau kalah," ujar SBY.
SBY meminta, pihak manapun yang tidak puas dengan proses pemilihan presiden hendaknya menggunakan saluran yang ada melalui lembaga berwenang untuk mengadukan keberatannya. "Kita berharap proses itu digunakan dan tidak melakukan tindakan merusak atau anarkis," kata dia.
Presiden menyatakan, sejak 2002 hingga saat ini telah dilakukan konsolidasi politik nasional dan berjalan dengan baik. Ia berharap kondisi yang baik dapat dilanjutkan. Pada 2002 hingga 2004 saat Megawati menjadi presiden dilakukan konsolidasi pertama.
Sepuluh tahun terakhir, SBY mengatakan, dia melanjutkan konsolidasi demokrasi dengan hasil baik. "Tentu kita harap tidak ada kemunduran atau setback," kata Presiden.
Pemilu Presiden yang dilakukan 9 Juli 2014 diikuti dua pasangan capres dan cawapres, yakni Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Selama Ramadhan, kedua tim capres tidak mengendurkan aktivitas mencari dukungan.
Wakil Ketua Bidang Strategi Tim Pemenangan Nasional Prabowo-Hatta M Romahurmuziy menyebutkan, kampanye di Ramadhan meningkat. "Karena ruangnya terbuka. Setiap parpol koalisi di cabangnya masing-masing, di tingkat kabupaten/kota mengadakan takjil atau buka bersama di lokasi keramaian sesuai basis," kata dia.
Jokowi mengatakan, puasa tidak mengurangi intensitas kampanye. Dia mengaku terbiasa blusukan meski berpuasa. "Aktivitas seperti biasa, siang puasa, malam ya buka bersama dengan masyarakat, lalu jamaah Tarawih bersama. Kalau tidak ada acara, tadarus pagi, sahur, subuh juga bersama," kata dia, akhir pekan lalu. rep:irfan fitrat/antara ed: ratna puspita