JAKARTA --Forum Pemred mengimbau media massa untuk menjaga independensi sesuai UU No 40 Tahun 1990 tentang Pers, Kode Etik Jurnalistik, dan Profesionalisme dalam pemberitaan pemilihan presiden. Pers juga diminta untuk menghindari pemberitaan yang provokatif, adu domba, dan berita negatif, serta mengutamakan berita yang menyejukkan dan mendamaikan.
"Kini pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014, Indonesia menghadapi ujian yang sangat besar. Untuk kali pertama hanya ada dua pasang kandidat dalam pilpres," kata Ketua Forum Pemred Nurjaman Mochtar dalam keterangan tertulisnya, Jumat (11/7).
Forum Pemred menyatakan, akibat akumulasi berbagai faktor, bangsa Indonesia seolah terbelah menjadi dua. Puncaknya adalah setelah masa pencoblosan selesai. "Ada eskalasi politik yang harus dicermati agar tak keluar dari koridor demokrasi yang beradab," kata Nurjaman.
Menurut dia, pers sebagai institusi penting dalam demokrasi modern harus ikut berkontribusi untuk tetap menjaga proses demokrasi tersebut. "Sesuai deklarasi berdirinya Forum Pemred, kami terpanggil un tuk membuat maklumat kepada dunia pers dan kepada para stakeholder negeri ini," kata dia.
Selain itu, lanjut Nurjaman, Forum Pemred meminta lembaga-lembaga survei dan asosiasinya agar segera membuat pertanggungjawaban publik terhadap penyelenggaraan quick count. Forum Pemred juga meng himbau pasangan calon presiden-calon wakil presiden (capres-cawapres) beserta partai-partai pengusung serta organ-organ pendukungnya agar menjaga suasana tetap damai.
"Agar menghindari konsentrasi massa, pernyataan yang provokatif, dan tindakan-tindakan yang mengganggu demokrasi yang beradab," kata Nurjaman.
Bagi penyelenggara pemilu, kata Nurjaman, Forum Pemred meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) agar proaktif dalam menjalankan tugas dan kewenangannya. "KPU agar menjaga amanah rakyat dengan mempertahankan netralitas dan independensi serta mengawal seluruh tahapan pemilu secara professional," ujarnya.
Kepada pemerintah, termasuk TNI, dan Polri, Nurjaman meminta agar bekerja aktif dalam menjaga keamanan dan ketertiban publik. ed: muhammad fakhruddin