Senin 01 Sep 2014 13:00 WIB

Priyo Tantang Agung Laksono dan MS Hidayat

Red:

JAKARTA — Ketua DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso menantang anggota Dewan Pertimbangan Partai (DPP) Golkar MS Hidayat dan Wakil Ketua DPP Partai Golkar Agung Laksono. Priyo akan mencalonkan diri sebagai ketua umum partai berlambang pohon beringin itu.

Priyo mengatakan bahwa dirinya siap menjadi orang nomor satu di Golkar periode mendatang. Dia pun siap berhadapan dengan siapa pun, termasuk kader senior. "Saya menunggu waktu yang tepat untuk mendeklarasikan diri sebagai calon ketua umum Golkar," katanya, Ahad (31/8).

Kader Golkar yang sudah mendeklarasikan diri sebagai ketua umum, yaitu MS Hidayat. Agung Laksono juga telah menyatakan kesiapannya menjadi orang nomor satu di partai berlambang pohon beringin tersebut.

Priyo mengatakan, dia sudah mendapatkan restu dari Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie untuk mencalonkan diri. "Beliau memberikan penghormatan, apresiasi, dan sekaligus persetujuan mempersilakan saya maju," ujarnya.

Kendati demikian, Priyo menyadari pemilihan ketua umum akan tergantung pada suara dari Dewan Pimpinan Daerah (DPD) I Partai Golkar. Sebagai pemilik suara yang sah, DPD I akan menentukan siapa figur yang berhak dipilih dan pantas menjadi pucuk pemimpin Partai Golkar.

Dia pun mempersilakan DPD I Partai Golkar untuk memilih yang mereka anggap layak memimpin partai peringkat kedua dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2014. "Kalau memilih yang senior atau tua, ya tidak apa-apa, mau pilih calon yang fresh dan menjanjikan juga boleh," katanya seraya tersenyum.

Sejauh ini, Priyo sudah melakukan komunikasi politik dengan pengurus Golkar di daerah. Dia juga mengklaim telah mendapat banyak dukungan. Priyo menambahkan, derasnya dukungan dari daerah tersebut yang menjadi alasannya untuk maju dalam kontestasi menuju "Golkar 1".

Pemilihan ketua umum Golkar akan dilaksanakan pada musyawarah nasional (munas) mendatang. Saat ini, ada perbedaan pendapat terkait pelaksanaan munas. Aburizal menginginkan munas dilaksanakan pada 2015 atau sesuai keputusan Munas Riau pada 2009.

Namun, beberapa politikus Golkar meminta munas diselenggarakan tahun ini. Sebab, Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Partai Golkar mengamanatkan munas dilaksanakan setiap lima tahun.

Terkait polemik waktu pelaksanaan Munas Golkar, Priyo enggan memberikan komentar. Dia juga menyatakan, perdebatan pelaksanaan Munas itu juga menunda niatnya untuk deklarasi sebagai salah satu calon ketua umum. "Saya masih menunggu waktu yang tepat untuk deklarasi secara resmi," ujarnya.

Melunak

Agung yang kerap menyuarakan pelaksanaan munas tahun ini mulai melunak. "Akhirnya kita semua sepakat untuk bagaimana supaya jangan ada perpecahan di partai. Jadi, mengutamakan kepentingan lebih besar. Win-win solution tetapi tetap dalam bingkai organisasi," katanya.

Menurut Agung, dia siap munas dilaksanakan tahun ini atau pada 2015. Dia juga tidak mempersoalkan posisi Partai Golkar menjelang pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK). Agung mengacu pada keputusan Aburizal, yaitu tetap berada di Koalisi Merah Putih.

Dia mengatakan, konstelasi politik Partai Golkar hanya bisa berubah pascamunas. "Itu tergantung munas. Sekarang kewenangan dari ketum. Bisa iya, bisa tidak. Perubahan-perubahan itu apakah menyeluruh atau tidak akan, dilihat di munas,"  rep:mas alamil huda/muhammad iqbal ed: ratna puspita

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement