JAKARTA -- Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berencana menerbitkan aturan baru terkait permukiman warga di Wilayah Kerja Pertambangan (WKP). Aturan itu akan melarang permukiman warga di dalam WKP panas bumi. Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian ESDM Rida Mulyana kepada awak media, Rabu (6/5).
"Dari kejadian Pangalengan ini, kami berharap semua aktivitas WKP disterilkan dari permukiman penduduk," kata Rida. Rida lalu mengklarifikasi kabar yang menyebutkan bahwa ledakan pipa menyebabkan longsor. Hal yang terjadi adalah sebaliknya, longsor dengan tekanan sekitar 10 Bar tersebut membuat pipa Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Wayang Windu milik PT Star Energy meledak.
Rida memaparkan, longsor mengakibatkan tanah di bawah tiang pancang pipa juga bergeser sehingga pipa patah menjadi tiga bagian. Belum lagi tanah longsoran yang mengubur pipa dan menyumbat patahan pipa. Tekanan yang tinggi oleh uap mendorong sumbatan dan menciptakan efek ledakan. Bunyi ledakan inilah yang membuat heboh warga di sekitar pipa.
Rida mengatakan, Kementerian ESDM telah mengirimkan tim untuk mengetahui penyebab longsor. Tim juga terdiri dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan direksi dari Star Energy. Dugaan awal longsoran terjadi akibat penggundulan hutan yang dilakukan oleh warga setempat.
"Dari pengamatan sementara dan hasil survei, diketahui tanahnya lumayan curam, kemiringan 70 derajat. Tanahnya vulkanis yang sifatnya labil. Repotnya, pohonnya jarang akibat alih fungsi ke pertanian. Hutan digantikan tanaman kol dan kentang," kata Rida.
Lebih lanjut dia mengatakan, dengan dibukanya hutan oleh Star Energy pada 1989, penduduk mulai berdatangan seiring dengan tersedianya akses jalan. Sayangnya, akses ini, kata Rida, dimanfaatkan oleh penduduk setempat untuk mendapatkan penghasilan tambahan dengan bercocok tanam.
Di sisi lain, Kementerian ESDM tidak memiliki kewenangan untuk mensterilkan WKP dari permukiman penduduk. Begitu pula dengan pengembang PLTP, Star Energy, yang tidak kuasa mengusir penduduk di area pertambangan. Akibat longsoran tersebut, pasokan sebesar 227 megawatt ke PT PLN (Persero) terhenti.
Wakil Gubernur Jawa Barat (Wagub Jabar) Deddy Mizwar yang datang ke lokasi mengkhawatirkan longsor Cibitung Pangalengan ini bisa menimpa warga di wilayah Gunung Drajat, Garut. Di lokasi ini, ada juga tambang panas bumi milik PT Chevron.
"Saya lihat juga di Gunung Drajat, kondisinya hampir sama. Saya sudah kasih tahu Chevron, beberapa kali ketemu coba itu diperhatikan. Kalau di sana bisa lebih parah karena kecuramannya langsung ke tempat wisata Drajat," kata Deddy. c85/antara ed: Stevy Maradona