Republika/Yogi Ardhi
Pemerintah sudah mencabut SK Pembekuan PSSI, bagaimana dorongan untuk melaksanakan Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI dari para anggota?
KLB itu harus dilaksanakan. PSSI kan sudah kembali pulih. Harus ada yang menjalankan. Sekarang, siapa yang akan menjalankan. Ketuanya (La Nyalla Mattalitti) enggak ada.
Apakah momentumnya tepat dilaksanakan KLB, mengingat pembekuan baru dicabut?
Sekarang, PSSI sudah kembali aktif. Jadi, daripada tidak jelas siapa yang menjalankan, ketua umum baru harus segera dipilih.
Dukungan terhadap dilakukan KLB di antara para pemegang suara di PSSI bagaimana?
Dukungan sangat bagus. Makanya, kami terus dorong KLB dilaksanakan. Mana ada mayoritas pemilik suara di PSSI tak mau KLB. Justru, dukungan untuk KLB cukup besar.
Jumlah dukungan dari pemilik hak suara untuk KLB ini kira-kira berapa?
Hampir semua. Sudah ada 85 pemilik suara yang menginginkan KLB. Dan, ini masih akan bertambah. Karena, banyak yang sepakat bahwa PSSI harus punya ketua baru.
Bagaimana dengan pandangan beberapa pengurus PSSI yang mengatakan pemilik suara mengatakan dua per tiga pemilik suara tak mau KLB?
Mereka tidak boleh bersikeras dan mengklaim KLB tak diinginkan pemilik suara. Mereka (pengurus PSSI) kan kita juga yang membentuk. Kan kita ikut memilih waktu itu dan menentukan siapa-siapa saja yang jadi pengurus.
Seandainya KLB jadi, kapan sebaiknya dilaksanakan?
Kalau bisa secepatnya. Sebelum kongres FIFA. Tujuannya, supaya semua aktivitas sepak bola Indonesia berjalan resmi.
Dengan dicabutnya SK pembekuan PSSI, La Nyalla kembali aktif sebagai ketua umum. Menurut Anda bagaimana?
La Nyalla kan enggak ada (sedang di luar negeri dan jadi DPO kasus dugaan pencucian uang). Jadi, siapa yang akan menggerakkan PSSI? Karena itu, KLB ini adalah langkah konkret untuk menyelamatkan PSSI. Oleh Febrian Fachri, ed: Fitriyan Zamzami