Jumat 23 Dec 2016 14:00 WIB

Presiden: Jangan Halangi Perempuan

Red:

SERANG -- Presiden Joko Widodo menghadiri peringatan Hari Ibu Nasional di halaman Masjid Al Bantani, Serang, Banten, Kamis (22/12). Dalam kesempatan tersebut, Presiden meminta semua pihak tidak menghalang-halangi kiprah perempuan di semua lini kehidupan.

"Agar Indonesia bisa mencapai potensi maksimalnya," ujarnya. Menurut Presiden, perempuan mendapatkan peran penting dalam pembangunan di Indonesia. Tercatat, negeri ini memiliki 77 bupati, wakil bupati, wali kota, serta wakil wali kota perempuan.

Di Provinsi Banten saja, kata Presiden, dari delapan bupati dan wali kota, empat di antaranya adalah perempuan. Ia pun menjelaskan, 80 persen dari total penduduk Indonesia adalah perempuan dan anak-anak. Jumlah yang sangat besar itu merupakan modal bagi Indonesia untuk menjadi negara maju.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden kemudian memberikan apresiasinya kepada para ibu yang telah mendedikasikan hidupnya untuk mendidik generasi penerus bangsa.

Dia mengatakan, tanpa kaum perempuan, Indonesia tak akan menjadi bangsa besar seperti hari ini. Sebab, dari rahim para ibulah lahir para pejuang bangsa dan generasi penerus perjuangan.

Presiden juga menegaskan kembali peran ibu yang sangat penting, baik sebagai ibu rumah tangga maupun ibu yang berkarier. Ibu menyiapkan anak-anaknya agar kelak dapat menjadi generasi yang sehat, tangguh, berbudi pekerti, dan berdaya saing tinggi. Bagi Presiden, dalam hal ini peran ibu menjadi sangat penting bagi pembangunan.

Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa memaknai Hari Ibu tidak sekadar mothers day biasa. Di Indonesia, menurut Khofifah, peringatan Hari Ibu kental dengan nuansa nasionalis dan heroik untuk membangun kesatuan dan persatuan bangsa.

"Jadi, bagi saya, Hari Ibu di Indonesia ini luar biasa, bukan sebagai ibu housewife (rumah tangga—Red), tapi sebagai ibu bangsa," kata Khofifah.

Menurut dia, para ibu telah berjasa melahirkan dan membesarkan anak-anak generasi bangsa. Begitu pun halnya bagi para ibu di luar sana yang kurang beruntung dengan keadaannya. Bagi Khofifah, para ibu tersebut telah luar biasa memberi sumbangsih besar kepada negeri.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Susana Yembise mengajak para ibu Indonesia untuk terus berkarya. Yohana juga mengingatkan potensi para perempuan yang sama baiknya dengan laki-laki. "Saya mengucapkan selamat Hari Ibu kepada ibu-ibu di seluruh Indonesia. Saya mengharapkan peringatan ini menjadi momentum bagi para ibu untuk terus berkarya dan berinovasi dalam bidang masing-masing," ujar Yohana.

Menurut dia, para ibu dan perempuan pada umumnya memiliki potensi yang setara dengan laki-laki. Komitmen mereka untuk berinovasi dapat semakin meningkatkan kesetaraan perempuan. "Inovasi dari para perempuan akan meningkatkan harkat dan martabat mereka," kata Yohana.

Meski demikian, Yohana menyayangkan masih banyak wanita di Indonesia yang menjadi objek kekerasan, terutama kekerasan seksual, dan mengalami diksriminasi. Untuk itu, penting sekali membangun aksi bersama untuk menjamin perlindungan perempuan dari ancaman kekerasan.

Berdasarkan data Komnas Perempuan, jumlah kasus kekerasan seksual di Indonesia setiap tahun meningkat tajam. Jika dirata-ratakan, selama kurun 2013-2015 tercatat hampir 300 ribu kasus kekerasan seksual atau lebih tepatnya 298.224 kasus setiap tahun.

Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Basaria Pandjaitan turut menitipkan pesan kepada para ibu maupun perempuan, utamanya dalam upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi. Menurut Basaria, peran perempuan sangat penting dalam pemberantasan korupsi. "Perempuan menjadi ujung tombak dalam pemberantasan korupsi," kata pimpinan KPK perempuan pertama sepanjang sejarah tersebut.

Peran paling dasar perempuan yakni dimulai dengan menanamkan nilai-nilai kejujuran di lingkungan sekitarnya, baik di keluarga, lingkungan kerja, maupun masyarakat luas. Tak terkecuali para kepala daerah maupun calon kepala daerah perempuan, mengingat momen pilkada 2017 tengah berlangsung.

Pemimpin-pemimpin perempuan diharapkan menjadi agen-agen perubahan dalam memberantas dan mencegah korupsi. Tidak hanya itu, pemimpin perempuan diharapkan menjadi teladan di lingkungan mereka berada.

Sementara, anggota Komisi X DPR, Puti Guntur Soekarno, menilai kaum perempuan memiliki peran penting, terutama dalam menyokong perjuangan bangsa lepas dari penjajahan. Bahkan, lebih daripada itu, pascakemerdekaan, peran perempuan Indonesia tidak bisa dilihat hanya sebelah mata.

Dalam sejarahnya, kata dia, di saat bangsa ini terjajah, perempuan-perempuan hebat Indonesia berani menyatukan ide dan gagasannya dari satu kongres ke kongres lain. "Tak mudah kaum perempuan menyatukan diri di tengah perang kemerdekaan berkecamuk," kata Puti kepada ratusan ibu-ibu di Kecamatan Banjar Anyar, Ciamis, Jawa Barat.

Ia menjelaskan, 88 tahun sejak kongres perempuan Indonesia pertama di Yogyakarta pada tahun 1928 lalu, elemen bangsa di Tanah Air harus betul-betul memahami bahwa bahwa soal masyarakat dan negara adalah soal laki-laki dan perempuan, soal perempuan dan laki- laki. Dan soal perempuan adalah suatu soal masyarakat dan negara.

Artinya, lanjut politikus PDIP tersebut, tanggung jawab dan peran membangun masyarakat yang adil dan beradab membangun negara yang maju adalah tanggung jawab bersama antara perempuan dan laki-laki. Tak hanya itu, semua pihak harus benar-benar menyadari bahwa tinggi rendahnya tingkat kemajuan suatu masyarakat ditetapkan oleh tinggi rendahnya tingkat kedudukan perempuan di dalam masyarakat itu.

"Ini menjadi tantangan kita semua, momentum Hari Ibu tahun ini bisa benar-benar menjadi langkah awal untuk memberikan ruang yang cukup dan kepercayaan yang tinggi kepada perempuan Indonesia untuk ikut mencurahkan perjuangannya terhadap tanah air yang kita cintai," ujarnya.    rep: Halimatus Sa'diyah, Fauziah Mursid, Dian Erika Nugraheny, Eko Supriyadi, ed: Muhammad Iqbal

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement