Gedung Olah Raga (GOR) seluas lapangan sepak bola itu menjadi saksi bisu pertarungan bibit muda bangsa untuk merebut beasiswa bulu tangkis Perkumpulan Bulutangkis (PB) Djarum, 4 hingga 6 Sep tember 2014. Sekitar 1.200 peserta ditemani orang tuanya berlomba menunjukkan aksi terbaik.
Para peserta bercita ingin menjadi idolanya laiknya Taufik Hidayat, Liliyana Natsir, atau Susi Susanti. Para orang tua pun rela menemani sang anak menunggu giliran untuk bertanding melalui nomor urut yang telah ditentukan.
Para peserta menempati pojok-pojok GOR PB Djarum yang terletak di Jati, Kudus, Jawa Tengah. Seno contohnya, mulai melompat-lompat sambil bergaya ingin melakukan smes di taman GOR untuk berlatih sejenak sebelum bertanding.
Remaja berusia 10 tahun itu memiliki asa menjadi pemain seperti Taufik Hidayat. Taufik dianggapnya sebagi pebulu tangkis terhebat di Indonesia. "Saya mau jadi seperti idola saya saja, Taufik Hidayat," kata dia.
Selain itu, Seno yang datang ditemani orang tuanya dari Subang meng aku bahagia dengan ikut ber tanding di audisi beasiswa Djarum. Ia ingin membuat bangga orang tuanya.
Lantas Seno pun menghampiri orang tuanya melihat papan pengumuman jadwal pertandingan. Keluarga itu pun ditelan keramaian GOR.
Anis yang ditemui di depan pintu GOR berharap ia dapat terpilih mendapatkan beasiswa. Bocah berusia 12 tahun ini sudah berlatih sejak sebulan yang lalu dan diizinkan untuk ikut audisi dari sekolahnya di Bandung. Ia mengakui ikut audisi atas keinginannya sendiri. "Iya saya mau ikut, mau jadi terkenal," ujarnya.
Ibunda Anis, Erna tidak menyangka anaknya memiliki bakat bermain bulu tangkis. "Saya cuma tahu ia main saja. Tapi, katanya mau ikut audisi ya saya temani," kata Erna.
Erna pun menyerahkan semuanya kepada anaknya dan tetap memberikan dukungan sekalipun jika ha sil yang kurang memuaskan didapatkan sang anak. "Pokoknya nemeninsaja ya, kita mahsebagai orang tua kalau anak mau yang baik-baik kita ikutin," kata dia.
Seno dan Anis merupakan bagian dari sekian banyak anak yang ingin menjadi terkenal melalui audisi beasiswa bulu tangkis Djarum. Siang itu, terik matahari tidak melunturkan semangat para peserta. Orang tua pun mendukung kegiatan tersebut, terkadang menyuapi anaknya yang berlatih dengan segelas mi instan.
Legenda bulu tangkis Indonesia, Christian Hadinata, bersyukur, acara kali ini mendapat apresiasi yang besar dari bibit pebulu tangkis Indonesia. Indonesia, menurut dia, mem butuhkan pemain dengan mental yang kuat dalam menghadapi siapa pun.Para peserta yang masuk audisi diharapkan bisa membawa nama Indonesia kembali berjaya. "Kita harap mereka meneruskan langkah para pemain terdahulu," ujarnya.
Susi Susanti, juara Olimpiade 1992 Barcelona menginginkan bibitbibit tersebut memiliki mental yang kuat dalam bertanding. Menurut dia, tidak ada yang perlu ditakuti karena kerja keras merupakan kunci kemenangan. "Kita tidak perlu takut dengan siapa pun," kata dia.
Manajer PB Djarum, Fung Parma di mengatakan, peserta nantinya tidak hanya dites kemampuan dalam ber tanding, tapi mental dan cara berpikir untuk menang pun mulai dipupuk. Menurut dia, pebulu tang kis Indo nesia tidak perlu diragukan dalam hal kemampuan bertanding. Kini, pengokohan mental harus terus diting katkan untuk meraih prestasi pada level dunia. rep:wahyu syahputra ed:endro yuwanto