Selasa 02 Sep 2014 15:30 WIB

Pembuktian Pippo

Red:

"Saya merasa kesal dengan diri saya sendiri karena dengan penampilannya seperti ini. Sangat wajar jika Anda menyalahkan saya beserta seluruh staf. Kami akan menerimanya."

Itulah pernyataan pelatih Filippo 'Pippo' Inzaghi kala tim besutannya hancur lebur pada ajang pramusim bertajuk International Champions Cup (ICC) di Amerika Serikat bulan lalu. Tampil dengan tidak memperoleh kemenangan satu pun di ajang tersebut, awalnya banyak pihak yang meragukan kualitas Inzaghi sebagai allenatore baru AC Milan musim ini.

Pelatih yang merupakan mantan striker Milan itu pun berjanji akan membenahi seluruh sektor yang menjadi titik lemah timnya saat kembali ke Italia dari tur pramusim.

Ucapan Inzaghi bukanlah sekadar omong kosong belaka. Kemenangan demi kemenangan pun hadir seiring semakin membaiknya performa para pemain di lapangan. Itu ditunjukkan dengan membawa pulang piala Trofeo TIM ke San Siro setelah mengalahkan Juventus dan Sassuolo.

Terakhir, Inzaghi berhasil menampilkan debut sempurna di laga perdana Seri A kala menjamu tim kuat, Lazio, pada Ahad (31/8) malam WIB. AC Milan dibawanya meraih kemenangan meyakinkan 3-1 dengan performa penuh semangat dan determinasi yang tinggi.

Dalam pertandingan itu, Milan patut berterima kasih atas gol yang diciptakan Keisuke Honda, Sulley Muntari, dan Jeremy Menez. Bahkan, kiper Diego Lopez juga turut menjadi pahlawan kemenangan Milan setelah menggagalkan tendangan penalti Antonio Candreva pada menit-menit akhir laga.

Selepas laga, Inzaghi mengatakan jika DNA Milan sebagai tim juara sudah kembali. Ia bahkan berani menjamin timnya akan tampil kompetitif musim ini dan siap menghadirkan kejutan bagi lawan-lawannya.

"Waktu 50 hari berlatih membantu kami membentuk sebuah tim yang tangguh. Para pemain mengalami banyak kemajuan dibandingkan saat pramusim, kini kami siap menghadirkan kejutan," ujar Inzaghi, seperti dilansir Football Italia.

Inzaghi menilai permainan Milan terlihat sempurna selama 60 menit laga berjalan. Meskipun kemudian anak-anak asuhnya tertekan di setengah jam waktu normal berakhir, Inzaghi menilai itu adalah sesuatu yang normal.

"Satu jam laga berjalan semuanya tampak hebat, semangat dan determinasi yang ditunjukkan para pemain sungguh luar biasa. Walau kami mendapat tekanan selepas itu, secara keseluruhan penampilan tim sangat mengesankan," katanya menambahkan.

Meskipun begitu, Inzaghi tetap realistis akan kekuatan timnya. Pelatih yang pernah meraih dua kali juara Seri A dan dua trofi Liga Champions semasa bermain bersama Milan itu menilai ada tiga tim di liga yang mempunyai materi lebih baik dibandingkan timnya.

Kebijakan transfer yang dilakukan Milan terbilang cukup membantu dalam meningkatkan performa tim. Meminjam pemain bintang dan mendatangkan pemain yang berstatus bebas transfer terbukti mampu memperkuat skuat sekaligus menghemat anggaran.

Dimulai dengan datangnya duo PSG, Alex dan Jeremy Menez, yang datang secara cuma-cuma ke San Siro, kemudian Milan juga mendapatkan kiper Real madrid, Diego Lopes, juga secara gratis.

Selain itu, klub Merah Hitam ini pintar membaca situasi dengan meminjam sejumlah pemain bintang seperti Pablo Armero dari Udinese, serta duo Chelsea, Marco van Ginkel dan Fernando Torres.

Kehadiran Diego Costa ke Chelsea membuat Torres akhirnya dipinjamkan the Blues selama dua musim ke depan. Striker berusia 30 tahun itu diprediksi bakal menggantikan peran Mario Balotelli yang merapat ke Anfield sebagai juru gedor utama Milan musim ini. Meskipun kontribusinya saat masih membela the Blues begitu buruk, Inzaghi mengaku akan sangat menikmati bekerja sama dengan mantan bomber Atletico Madrid dan Liverpool tersebut. "Saya berharap dia (Torres) dapat mendapatkan kembali permainannya di level yang tertinggi. Saya akan mempelajari posisi mana yang terbaik untuknya," ujar Inzaghi kepada Sky Sports.

rep:c71 ed: fernan rahadi

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement