JAKARTA -- Pemerintah menyerap dana sebesar Rp 1,5 triliun dari lelang tiga seri sukuk negara pada Selasa (23/9) dari total penawaran yang masuk sebesar hampir Rp 3,66 triliun.
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan Yudi Pramadi dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (25/9), menyebutkan, jumlah diserap Rp 1,5 triliun itu berasal dari sukuk negara berbasis proyek seri SPN-S10032015 dan seri PBS005 (penjualan kembali).
Jumlah dimenangkan untuk seri SPN-S10032015 sebesar Rp 930 miliar dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,74 persen dan imbalan secara diskonto.
Penawaran masuk untuk seri SPN-S10032015 sebesar Rp 2,57 triliun dengan imbal hasil terendah yang masuk 6,69 persen dan tertinggi 7,75 persen. Sukuk negara atau surat berharga syariah negara (SBSN) ini akan jatuh tempo pada 10 Maret 2015.
Adapun jumlah dimenangkan untuk seri PBS005 sebesar Rp 570 miliar dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 9,20 persen dan tingkat imbalan 6,75 persen.
Penawaran masuk untuk seri PBS005 sebesar Rp 703 miliar dengan imbal hasil terendah masuk 9,13 persen dan tertinggi 9,75 persen. SBSN ini akan jatuh tempo 15 April 2043. Untuk sukuk negara berbasis proyek seri PBS006 (penjualan kembali), tidak ada penawaran yang dimenangkan. Penawaran yang masuk untuk seri ini sebesar Rp 386 miliar dengan imbal hasil terendah masuk 8,25 persen dan tertinggi 8,75 persen.
Jumlah dimenangkan sebesar Rp 1,5 triliun itu sama dengan target indikatif yang ditetapkan sebelumnya. Penjualan SBSN ditujukan untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN Perubahan 2014.
Pada 16 September 2014 pemerintah menyerap dana dari lelang obligasi negara sebesar Rp 10 triliun dari penawaran yang masuk sebesar Rp 24,24 triliun. Jumlah diserap itu sama dengan jumlah indikatif yang ditetapkan sebelumnya.
Jumlah Rp 10 triliun itu, antara lain, berasal dari seri SPN12150710 sebesar Rp 2 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 6,62 persen, imbal hasil tertinggi dimenangkan 6,64 persen, dan akan jatuh tempo 10 Juli 2015.
Selain itu, dari seri FR0069 sebesar Rp 3,05 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 8,05 persen, imbal hasil tertinggi dimenangkan 8,07 persen, tingkat kupon 8,07 persen dan jatuh tempo 15 April 2019.
Adapun dari seri FR0070 sebesar Rp 2,70 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 8,31 persen, imbal hasil tertinggi dimenangkan 8,33 persen, tingkat kupon 8,38 persen, dan jatuh tempo 15 Maret 2024.
Sedangkan, dari seri FR0068 sebesar Rp 2,25 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 8,87 persen, imbal hasil tertinggi dimenangkan 8,89 persen, tingkat kupon 8,38 persen dan jatuh tempo 15 Maret 2034. antara ed: eh ismail