Saban hari Senin, hampir seluruh sekolah di Indonesia dan instansi-instansi pemeritah menggelar upacara bendera. Ketika komandan upacara memberikan komando penghormatan kepada bendera Merah Putih yang dikerek di tiang, seluruh peserta upacara tanpa terkecuali bakal mengangkat tangan kanan membentuk sikap hormat yang diiringi lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Karenanya juga, ribuan pemuda rela mati demi mengibarkan dua warnanya di puncak Hotel Yamato atau Hotel Majapahit saat itu. Deminya pula, Presiden pertama RI, Ir Soekarno, bahkan membuat pleidoi berjudul "Indonesia Menggugat" ketika diadili di Landraad, Bandung. Pun Bung Hatta, menggugah dunia dengan pemikirannya dalam "Indonesia Vrij" - Indonesia Merdeka, yang dibacakan di depan pengadilan di Belanda.
Foto:Republika/ Yasin Habibi
Pedagang Bendera Merah Putih: Pedagang merapikan dagangan bendera di kawasan Tebet, Jakarta, Kamis (7/8).
Semuanya, demi berkibarnya sang dwiwarna, di ujung tiang tertinggi tanpa embel-embel warna biru. Simbol kolonial. Memang butuh waktu tak singkat. Tapi toh, impian mereka tercapai juga. Indonesia akhirnya merdeka. Sang Saka pun berkibar tanpa takut diturunkan.
Sejarah mencatat, ratusan tahun sebelum bendera Merah Putih berkibar di atas Hotel Yamato, sang saka sudah berkibar di bumi pertiwi pada 1292. Bendera itu dikibarkan tentara Jayakatwang ketika berperang melawan kekuasaan Kertanegara dari Singosari pada 1222-1292.
Mpu Prapanca dalam kitab legendarisnya Negara Kertagama, pernah menuliskan bendera berwarna merah dan putih digunakan dalam upacara peruaan hari besar keagamaan selama pemerintahan Hayam Wuruk. Menurutnya, warna merah dan putih merupakan warna yang dimuliakan dalam budaya Kerajaan Majapahit.
Pada 1922 Indische Vereeniging atau Perhimpunan Indonesia mengibarkan bendera Merah Putih di negeri Belanda dengan kepala banteng di tengah-tengahnya. Hal itu berkenaan dengan majalah yang akan mereka terbitkan kala itu. Majalah berjudul Indonesia Merdeka yang membuat kaum kolonial panik, anak jajahan mulai bangkit.
Pada 1945, menjelang proklamasi kemerdekaan Indonesia, lembaran kain merah putih telah siap dikibarkan. Dijahit oleh Fatmawati yang merupakan ibu negara pertama. Bahan bendera berupa kain wool yang didatangkan langsung dari Eropa.
Sang Saka Merah Putih menjadi simbol penting dalam prosesi Proklamasi Kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Sejak itu, setiap tahunnya bendera jahitan Fatmawati dikibarkan untuk memperingati kemerdekaan Indonesia. Namun, karena semakin lapuk dan menghindari kerusakan yang parah, mulai 1969, bendera yang dikibarkan adalah bendera duplikat yang terbuat dari sutra.
Selama Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) masih berdiri, selama itu pula bendera Merah Putih bakal terus berkibar di bumi pertiwi. rep:c85 ed: karta raharja ucu