Maraknya ondel-ondel yang dimanfaatkan untuk mengamen di jalan-jalan sempat dilarang Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Sebab, menurut Wagub Basuki, ondel-ondel seharusnya hanya ditampilkan saat pertunjukan kesenian Betawi.
Pendapat berbeda disampaikan budayawan Institut Kesenian Jakarta (IKJ), Jose Rizal Manua. Menurutnya, sah-sah saja jika ondel-ondel dipakai untuk mengamen di jalan.
"Nggak papa. Itu kan kesenian rakyat yang sifatnya menghibur," kata Jose saat dihubungi Republika, Selasa (30/9).
Jose menyebut, kesenian tradisional pada dasarnya akan terus mengaktualisasi diri. Penggunaan ondel-ondel untuk mengamen justru dinilai sebagai salah satu bentuk aktualisasi diri.
"Hal ini dinilai baik karena dapat mengenalkan kesenian tradisional kepada masyarakat," ucap Jose.
Pada dasarnya, Jose merawikan, kegiatan ondel-ondel keliling kampung bukan hal baru. Hal ini telah sejak lama terjadi di masyarakat. Bedanya, dulu tidak ada pungutan biaya untuk menyaksikan ondel-ondel.
Tekanan ekonomi yang terjadi saat ini, dinilai Jose, menjadi salah satu alasan ondel-ondel tersebut digunakan untuk mengamen.
Meski demikian, Jose juga tidak menentang larangan yang dari Wagub Basuki. "Nggak papa juga. Kan pandangan orang lain-lain," kata dia.
Bagi Jose, yang terpenting adalah seni tradisional tidak dianggap sebagai benda museum. Ia mencontohkan, ketika menampilkan budaya Indonesia ke luar negeri, ia menganggap itu sebagai bentuk aktualisasi dari seni tradisi. Ia tidak menganggap seni yang ditampilkan sebagai seni yang telah lama atau kuno, namun sebagai seni yang diaktualisasikan.
Ahok menegaskan, Pemprov DKI tidak melarang pagelaran budaya Betawi yang menggunakan ondel-ondel. Namun, substansi pelarangan, yakni menggunakan ondel-ondel sebagai alat untuk mengamen dan mengemis di jalan.
"Itu bukan ondel-ondelnya (tapi larangan), ondel-ondelnya boleh. Enggak boleh untuk ngemis di jalanan," ujar pria berusia 48 tahun ini saat berbincang dengan wartawan di Balai Kota, Jakarta, Selasa (30/9).
Ketika ditanya apakah praktik mengamen dengan ondel-ondel juga akan ditindak seperti topeng monyet, Ahok menjawab, "Mau topeng monyet, mau ondel-ondel. Jadi enggak boleh ada yang ngemis di jalanan."
Mantan bupati Belitung Timur itu mempersilakan kesenian ondel-ondel dimasukkan suatu pertunjukan seni. Menurutnya, ondel-ondel dan topeng monyet dua hal yang berbeda.
Ahok menegaskan, monyet yang digunakan pada pertunjungan topeng monyet berpotensi membawa penyakit hepatitis yang bisa menular ke manusia. rep: c89/ c92 ed: karta raharja ucu