Senin 12 Jan 2015 13:00 WIB

Polisi Masuk Sekolah

Red:

Tingginya angka kecelakaan membuat kepolisian memutar otak untuk menekannya. Lewat program Polisi Sahabat Anak, Polri mengirimkan anggotanya mendatangi sekolah-sekolah untuk menyosialisasikan keselamatan berlalu lintas.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Rikwanto mengatakan, program yang dimulai dari TK, SD, SMP, dan SMA itu dilakukan untuk memberikan pemahaman tentang tertib berlalu lintas. "Polisi akan menyapa para siswa dan memberikan pengetahuan bagaimana caranya berlalu lintas yang baik di jalan raya," kata Rikwanto akhir bulan lalu.

Rikwanto menyatakan, pelanggaran lalu lintas bisa berakibat fatal dan membahayakan pengemudi dan orang lain. Sebelum program Polisi Sahabat Anak, kepolisian sempat mengusulkan pendidikan transportasi dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah. Namun, kata dia, hal itu belum bisa diterima kementerian terkait.

Rikwanto mengatakan, wacana penerapan pendidikan transportasi masuk dalam kurikulum sekolah bisa menjadi jawaban dalam mengurangi pelanggaran lalu lintas. Selain itu, pendidikan transportasi pun dianggap mampu mengurangi kemacetan.

Sebab, kata Rikwanto, kemacetan sering terjadi lantaran banyak pengemudi kendaraan bermotor yang tidak tertib. Ia mencontohkan, banyak kendaraan bermotor yang berhenti sembarangan dan melawan arus. Inilah, kata dia, yang menyebabkan kemacetan sering terjadi di Jakarta.

Lebih jauh Rikwanto menjelaskan, ketaatan mematuhi peraturan lalu lintas harus diajarkan sejak usia dini. Semua itu menurutnya bisa diterapkan melalui pendidikan transportasi yang bisa dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah. "Teknisnya masuk dalam mata pelajaran. Apa pun namanya, silakan," ujar Rikwanto saat berbincang dengan Republika. Mata pelajaran yang dimaksud Rikwanto, yakni terkait materi pengetahuan berlalu lintas yang baik dan keterampilannya.

Ia mengakui, program Polisi Sahabat Anak belum mampu menyadarkan masyarakat tertib berlalu lintas. Namun, setelah polisi memberikan pengetahuan tertib lalu lintas, para siswa kembali ke rimba belantara kemacetan lalu lintas. "Itu yang membuat mereka tidak bisa mempraktikkan apa yang diajarkan, apa yang diberikan dengan kenyataan (kemacetan) yang ada," katanya.

Karenanya, Rikwanto meminta pemerintah membangun infrastruktur jalanan yang baik. "Harus bersinergi," katanya. Kepolisian serta Kementerian Kebudayaan Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikbud) sedang membahas wacana pendidikan transportasi masuk dalam kurikulum sekolah. Tujuannya untuk memutus generasi kini yang dianggapnya banyak melanggar peraturan lalu lintas.

"Yaitu generasi ke depan harus memiliki pemahaman yang baik terkait mematuhi peraturan lalu lintas. Dengan pendidikanlah kesadaran masyarakat tertib bisa diterapkan," ucap dia.  c96 ed: karta raharja ucu

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement