TANGERANG — Peningkatan intensitas hujan sejak Ahad (7/2) menyebabkan empat permukiman warga di Kota Tangerang terendam banjir dengan ketinggian antara 40 sentimeter hingga 60 sentimeter. Karena itu, warga Kota Tangerang diminta waspada terhadap banjir kiriman yang sewaktu-waktu bisa terjadi.
.
"Selasa dini hari tadi sudah ada empat perumahan, yakni Total Persada, Alamanda, Garden City, dan Mutiara Pluit yang kebanjiran, meski ketinggiannya masih sekitar setengah sentimeter," ujar Ketua Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kota Tangerang, Tatan, Selasa (9/2).
Dari kejadian tersebut, lanjut Tatan, ada sekitar 50 kepala keluarga yang melakukan evakuasi karena khawatir ketinggian air akan terus bertambah. Namun, hingga menjelang Subuh, ketinggian air berangsur surut dan warga telah kembali ke rumahnya masing-masing. "Mereka sempat masuk ke lokasi pengungsian. Tetapi, setelah air terus surut, warga pun sudah kembali ke rumahnya," katanya.
Walaupun demikian, Tagana telah menyiagakan personelnya di lokasi tersebut karena khawatir terjadi banjir kiriman. Pasalnya, banjir di permukiman tersebut disebabkan oleh luapan Kali Ledug dan kiriman dari Balaraja Timur. "Kami tetap siagakan personel dengan peralatan karena antisipasi banjir kiriman dari daerah lainnya," ucapnya.
Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang pun telah menyiapkan pompa penyedot air untuk mengatasi banjir di empat lokasi banjir di wilayah Kecamatan Periuk. "Kami sudah siapkan 10 unit pompa penyedot air untuk membantu mengatasi banjir di wilayah Kecamatan Periuk," ujar Kepala Bidang Sumber Daya Air Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Tangerang, Taufik Syahzaeni, Selasa.
Sebanyak 10 pompa penyedot air tersebut disiapkan untuk mengatasi banjir di wilayah Perumahan Total Persada. Taufik mengatakan, tak hanya di wilayah Kecamatan Periuk, pompa penyedot pun disiapkan di wilayah lainnya.
Nantinya pompa tersebut akan membantu menurunkan debit air yang merendam permukiman warga ke kali atau sungai terdekat. Jika memang ada kekurangan, Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kota Tangerang akan menurunkan cadangan pompa penyedot air lainnya.
Di Kabupaten Tangerang, untuk mengantisipasi banjir, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tangerang mengeruk saluran pembuangan di Desa Gelamjaya, Kecamatan Pasar Kemis. Upaya ini diharapkan bisa mengantisipasi banjir yang kerap melanda kawasan perumahan dan lahan pertanian penduduk. "Kami mengunakan alat berat dan partisipasi penduduk untuk membuang lumpur," kata Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (BM-SDA) Pemkab Tangerang Slamet Budi, Selasa.
Slamet mengatakan, di saluran pembuangan tersebut terdapat banyak lumpur, timbunan sampah, serta tanaman gulma yang menghambat alur air mengalir hingga ke hilir. Upaya pengerukan tersebut dilakukan agar kawasan tersebut tidak banjir ketika musim hujan tiba karena meluapnya Kali Cirarap yang merupakan anak Sungai Cisadane. "Alat berat yang digunakan tersebut merupakan hibah dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk menangani banjir," ujarnya.
Saat musim hujan, ribuan rumah penduduk kerap terendam air di Kecamatan Pasar Kemis dengan ketinggian bervariasi, mencapai 2,1 meter, akibat saluran pembuangan mengalami pendangkalan. Bahkan, kawasan tersebut merupakan satu dari 72 titik rawan banjir yang tersebar di 23 kecamatan di Kabupaten Tangerang.
Adapun pengerukan saluran itu dilakukan secara bertahap hingga akhirnya menuju bagian hulu dekat perbatasan dengan Kecamatan Periuk, Kota Tangerang. Upaya pengerukan tersebut dilakukan oleh operator alat berat yang dilakukan secara bergiliran hingga mencapai tingkat kedalaman tertentu.
Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (BM-SDA) Pemkab Tangerang menanggapi positif bantuan hibah dari Pemprov DKI Jakarta. Apalagi, bantuan tersebut dapat berfungsi efektif untuk penanganan banjir.
Sebelumnya, Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar menerima bantuan hibah senilai Rp 17 miliar dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk penanggulangan masalah sampah dan banjir.
Hibah tersebut berupa enam unit alat berat pengeruk dan delapan unit truk untuk mengangkut sampah. Zaki menyatakan, hibah tersebut merupakan anggaran tahun 2015, tapi dapat direalisasikan awal tahun 2016. antara ed: Endro Yuwanto