JAKARTA -- Anggota DPRD DKI Jakarta Komisi A Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Achmad Yani, menanggapi rencana rapat kerja Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Sumarsono bersama kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di kereta wisata. Ia mengatakan, rapat tersebut harus dilihat terlebih dahulu apakah diselenggarakan pada hari kerja atau hari libur.
Plt Gubernur DKI Jakarta bersama kepala SKPD akan berangkat ke DI Yogyakarta pada Jumat (13/1) malam dengan menggunakan kereta wisata. Rapat ini akan digelar dalam kereta tersebut.
Achmad mengatakan, waktu tersebut tidak terhitung waktu kerja. ''Saya kira mungkin mereka mengisi hari libur. Kalau mereka mengisi hari libur kemudian dimanfaatkan juga untuk barangkali sambil rapat sehingga enggak ada masalah asalkan tidak melanggar aturan," ujar Achmad saat dihubungi Republika, Ahad (8/1).
Lokasi rapat yang tak biasa ini memunculkan anggapan bahwa keberangkatan rombongan bertujuan rekreasi, bukan rapat. Namun, menurut Sumarsono, kegiatan itu bukanlah rekreasi, melainkan memanfaatkan hari libur untuk bekerja. "Bukan rekreasi. Namanya rapat kerja rekreatif," ujar dia.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengaku tidak pernah terpikir melakukan rapat kerja di atas kereta seperti Sumarsono. "Kalau rapat kan enggak pakai uang, kan kami rapat di kantor. Kenapa pakai uang?" kata Ahok.
Sumarsono mengatakan, rapat kerja di dalam kereta wisata tersebut adalah rapat pengganti rapim. Setelah rapat tersebut selesai, rapim yang biasa diselenggarakan pada hari Senin ditiadakan. "Jadi, rapim itu dimajukan malam Sabtu," ujar Sumarsono, Jumat (6/1).
Kereta tersebut, Sumarsono mengatakan, terdiri atas dua gerbong. Satu gerbong khusus untuk rapat. "Ada mejanya. Nanti diadakan per bidang, ekonomi, pemerintahan, kesra gitu. Sehingga malam sampai Yogya selesai rapat kerjanya. Kerja seharian suntuk, pagi diterima sultan di keraton," jelasnya.
Ketika di keraton, Sumarsono menerangkan, pihaknya dapat sekaligus melihat kekayaan budaya, paket-paket wisata apa yang bisa dikombinasikan dan dikerjasamakan antara Jakarta-Yogyakarta. "Dalam rangka pengembangan budaya, termasuk di dalamnya budaya Betawi yang sedang kami gemakan," ujarnya.
Selain itu, rapat kerja juga akan membahas program kerja masing-masing SKPD. Setelah rapat tersebut, mereka akan memberikan arahan kepada kepala bidang (kabid) dan staf di lingkungan kerja masing-masing.
"Lebih ke arah kebijakan, cuma saya juga akan menyelipkan isu-isu krusial seperti sampah, penertiban PKL. Yang prinsip itu persiapan pelaksanaan anggaran 2017 sehingga pas pulang memberikan pengarahan dan dokumen pelaksana, habis itu baru berjalan cepat," katanya.
Di sisi lain, dalam perjalanan ini, lanjut Sumarsono, kepala SKPD dikenai biaya perjalanan sebesar Rp 7 juta. "Setiap orang dikenakan Rp 7 juta karena kan hari libur tidak boleh ada perjalanan dinas," ujar pria yang akrab disapa Soni ini. rep: Noer Qomariah Kusumawardhani/antara, ed: Endro Yuwanto
Kutipan: ''Setiap orang dikenakan biaya Rp 7 juta karena kan hari libur tidak boleh ada perjalanan dinas.''