REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI - Pemimpin Libya Muammar Qaddafi dikabarkan telah menerima rencana perdamaian yang disodorkan Uni afrika untuk mengakhiri konflik. Demikian disampaikan Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma di Tripoli, Ahad (10/4).
"Delegasi saudara kami (Libya) telah menerima peta perdamain yang disodorkan oleh kami," ujar Zuma dalam konfrensi persnya di kediaman Bab Al-aziziya.
Detail peta perdamaian tersebut akan dirumuskan oleh sebuah komunike. Namun ia tidak menjelaskan kapan hal tersebut akan dipublikasi.
"Kita juga dalam Komunike akan meminta kepada NATO untuk menghentikan pemboman dan memberikan kesempatan untuk melakukan gencatan senjata," bebernya.
Sementara komitmen lainnya ia harus meninggalkan Libya Ahad malam, anggota lain delegasi Uni Afrika akan menginap semalam di Tripoli sebelum melakukan perjalanan ke timur Benghazi yang dikuasai pemberontak, ia melanjutkan.
Di sana mereka akan menawarkan rencana Uni Afrika, yang melibatkan gencatan senjata segera, untuk para pemimpin oposisi. Sejauh ini, para pemimpin pemberontak telah menolak rencana gencatan senjata yang melibatkan baik Gaddafi atau putra-putranya dan meminta Qaddafi untuk meninggal kekuasaannya.
Seperti halnya Zuma, delegasi Uni afrika mencakup tiga pemimpin Afrika lainnya: Mali Amadou Toumani Toure, Mohamed Ould Abdel Aziz Mauritania dan Denis Sassou Nguesso dari Kongo. Menteri Luar Negeri Uganda Henry Oryem Okello, mewakili Presiden Yoweri Museveni, melengkapi tim Uni Afrika.
Sebelumnya pada Minggu, mediator Uni Afrika bergabung ke Qaddafi untuk sesi pemotretan di luar tenda Badui di kompleks Bab Al-Aziziya di ibukota Tripoli. Pertemuan pada Sabtu di ibukota Mauritania Nouakchott, para mediator telah menegaskan kembali tujuan misi mereka: sebuah "penghentian segera permusuhan," yang membawa bantuan kemanusiaan, dan pembukaan dialog antara rezim dan para pemberontak.