REPUBLIKA.CO.ID, Ternyata, di balik saling serang antara Pemerintah Amerika Serikat (AS) dan Pakistan terkait penyergapan yang berujung tewasnya pemimpin Alqaidah Usamah bin Ladin hanya sandiwara belaka. Sebab, misi pembunuhan terhadap Usamah bin Ladin telah digagas pada 10 tahun lalu.
Dalam kesepakatan tersebut, memungkinkan pasukan AS untuk beroperasi di wilayah Pakistan untuk memburu Usamah bin Ladin, seperti dikutip Guardian, Senin (9/5). Menurut laporan itu, pada 2001 telah dicapai kesepakatan antara mantan presiden AS George Bush dan pemimpin militer Pakistan Jenderal Pervez Musharraf untuk memungkinkan pasukan AS melakukan serangan unilateral di Pakistan dalam mencari Usamah Bin Laden.
Sebelumnya Militer Pakistan memperingatkan AS bahwa pihaknya akan meninjau kembali kerja sama militer dan intelijen dengan Washington jika Amerika Serikat melancarkan penggerebekan lagi di wilayah Pakistan. Pernyataan tersebut adalah yang pertama dikeluarkan oleh militer Pakistan sejak penggerebekan komando Amerika yang menewaskan pemimpin Alqaidah Usamah bin Ladi.
Pernyataan itu mengatakan personil militer Amerika di Pakistan akan dikurangi ke tingkat "paling rendah." Tetapi militer Pakistan juga mengakui "kelemahan" dalam usaha-usaha Pakistan untuk menentukan lokasi Osama bin Laden. Beberapa jam sebelumnya, Menteri Luar Negeri Pakistan Salman Bashir menuduh Amerika melanggar kedaulatan Pakistan dengan melakukan penggerebekan tanpa sepengetahuan atau izin Islamabad.
Dia memperingatkan akan "konsekuensi yang mendatangkan malapetaka" bagi suatu negara yang melakukan tindakan militer tanpa izin di wilayah Pakistan, dengan mengatakan pasukan keamanan Pakistan akan melaksanakan "tugas suci" mereka untuk melindungi negara.
Para pejabat Amerika mengatakan mereka tidak memberitahu Pakistan sebelum penggerebekan di Abbottabad disebabkan keprihatinan mengenai kemungkinan adanya seseorang dalam pemerintah Pakistan yang akan memberitahu Osama bin Laden, yang akan memungkinkan dia meloloskan diri.