REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Keputusan Federasi Sepak bola Internasional (FIFA) yang tetap menolak pencalonan George Toisutta-Arifin Panigoro mulai menggoyahkan kesolidan Kelompok 78. Suara kubu pengusung George dan Arifin ini mulai terpecah pada kandidat lain.
Ketua Umum Persebaya Surabaya, Wisnu Wardhana, mengatakan ada gerakan yang menginginkan adanya perpecahan dan menciptakan situasi yang tidak menyenangkan di kelompok 78. "Indikasi-indikasi itu terlihat dengan mulai agresifnya tim sukses kandidat lain menggalang suara dengan berbagai iming-iming," kata Wisnu di Jakarta pada Selasa (11/5).
Wisnu mencontohkan pihaknya mendapat informasi bahwa tiga daerah pemilik suara, Jawa Timur, Aceh, dan Papua, sudah mulai didekati oleh kandidat lain. "Karena itu, kami menyampaikan penguatan soliditas Kelompok 78 karena ada upaya memecah belah," kata dia.
Komisaris Utama Persebaya 1927, Saleh Mukadar, mengakui pendekatan dan komunikasi yang dilakukan setiap kandidat merupakan hal yang biasa terjadi ketika akan dilakukan pemilihan. Namun, dia menilai tindakan-tindakan itu bertujuan untuk menggagalkan upaya reformasi di tubuh PSSI. "Kami adalah kelompok yang menginginkan reformasi. Sementara, yang lain justru berupaya melanggengkan status quo, hanya wajahnya saja yang berbeda," ujar dia.