REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Ketua Badan Pembinaan dan Pengembangan Pemain Usia Muda PSSI (demisioner), Rahim Sukasah, mengharapkan janji-janji yang diumbar calon ketua umum PSSI untuk membenahi pembinaan usia muda itu tidak hanya sebatas wacana.
"Saya lihat semua calon ketua umum PSSI dalam berbagai kesempatan selalu menekankan pentingnya pembinaan usia muda. Saya berharap semua itu tidak sekedar omong belakang seperti yang terjadi selama ini," kata Rahim yang juga mencalonkan diri sebagai wakil ketua umum PSSI untuk periode 211-2015.
Rahim menyebutkan semua calon ketua umum selalu berbicara tentang pentingnya pembinaan pemain usia muda. Tapi, pertanyaannya adalah apakah hal itu benar-benar dilakukan jika nanti sudah menduduki jabatan ketua umum PSSI.
"Saya kira ketua umum PSSI nanti juga harus realistis melihat kondisi sepakbola nasional sekarang ini. Omong besar kalau dalam waktu dekat kita bisa berada di kelompok elit Asia," katanya.
Sebagai pembina sepak bola selama 32 tahun, Rahim menilai bahwa semua pihak harus menyadari bahwa kompetisi pembinaan usia muda tidak mendatangkan uang karena tidak menarik sponsor. Ini berbeda dengan kompetisi senior. "Kompetisi usia muda harus dilihat sebagai investasi karena memerlukan biaya besar. Hasilnya baru akan terlihat saat pemain berusia sekitar 22 tahun," katanya.
Rahim juga menyatakan kekhawatirannya melihat buruknya infrastruktur yang bisa menghambat pengembangan pemain usia muda. "Kalau tidak ada infrastruktur yang menunjang karena jumlah dan kondisi lapangan yang memadai, bagaimana para pemain muda bisa berkembang? Ini juga harus menjadi perhatianutama ketua umum PSSI nanti," katanya.