REPUBLIKA.CO.ID,
YOGYAKARTA – Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Alfian Malarangeng mengaku menyesalkan proses Kongres PSSI yang berjalan ricuh dan tidak berhasil mengambil keputusan yang berarti. “Kita menyesalkan betul kongres semalam yang gagal melakukan pemilihan. Saya piker perasaan kami dan masyarakat Indonesia sama menyesalkan betul kejadian semalam,” tandasnya di kampus Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Sabtu (21/5).
Menpora dating ke UNY untuk menyampaikan pidato ilmiah tentang pembangunan karakter bangsa melalui Olahraga pada puncak peringatan Dies Natalis kampus tersebut ke 47. Selain itu Andi juga meresmikan pembukaan lapangan tenis indoor milik kampus tersebut.
Pasca kongres PSSI tersebut, pihaknya kata Andi akan segera menjalin komunikasi dengan beberapa pihak terkait baik itu KONI, KOI dan Komisi 76 dan beberapa pihak lainnya termasuk FIFA. Melalui pertemuan dengan FIFA tersebut pihaknya berharap organisasi sepekbola Internasional tersebut tidak akan memberikan sanksi kepada Indonesia terkait kemelut di tubuh PSSI itu.
“Kita berharap sanksi dari FIFA tidak ada. Karena ini adalah persoalan dari apa yang telah terjadi selama ini. Sehingga harapan kita jangan ada sanksi. Ini terjadi karena kesalahan sejumlah orang yang menjadi pengurus. Masak eksesnya harus di tanggung oleh seluruh masyarakat persepakbolaan di Indonesia,” tandasnya.
Diakuinya, dirinya sudah berbicara dengan Ketua Normalisasi Agum Gumelar saat Kongres PSSI berlangsung Jumat (20/5) malam. Tetapi kata dia, suasana Kongres sangat tidak memungkinkan. “Masyarakat sudah melihat sendiri apa yang terjadi,” tegasnya.
Tetapi kata dia saat ini yang diharapkan adealah bagaimana solusi ke depan bagi PSSI . Karena itulah Andi berjanji akan segera menemui beberapa pihak untuk berbicara menganai opsi-opsi yang bisa ditempuh bagi iklim olahraga di Indonesia khususnya PSSI. “Baru itu yang bisa saya jelaskan, kita akan melihat dulu opsi-opsi yangb bisa kita lakukan termasuk berbicara dengan FIFA agar tidak ada sanksi,” tambahnya.
Menurutnya, kisruh yang terjadi di tubuh PSSI hanya dilakukan oleh para elitenya saja. Karena itu kata dia, masyarakat tidak boleh menggeneralisir bahkan hal gtersebutg terjadi pada seluruh anggota PSSI. “Itu hanya perilaku elitenya saja jangan di generalisir,” tegasnya.