Kamis 01 Jan 1970 07:00 WIB

Sentuhan Adat Ternate pada Torch Relay Asian Para Games

Sejumlah prosesi adat ditampilkan sebagai rangkaian acara torch relay.

Red:
Menpora Imam Nahrawi saat ditambut Tari Soya Soya di halaman Kedaton Kesultanan Ternate, Ahad (9/9).
Foto: Dok Kemenpora
Menpora Imam Nahrawi saat ditambut Tari Soya Soya di halaman Kedaton Kesultanan Ternate, Ahad (9/9).

REPUBLIKA.CO.ID, TERNATE -- Torch relay (pawai obor) Asian Para Games 2018 tak melulu bicara olahraga dan prestasi. Aspek penting dari kegiatan menyambut pesta olahraga difabel se-Asia ini adalah kampanye tentang persamaan hak setiap warga negara. Penyandang disabilitas punya hak yang sama dengan warga masyarakat lainnya untuk menjalani aktivitas kehidupan, salah satunya berolahraga. Masyarakat diminta peduli kepada orang-orang difabel.

Sisi lainnya dari kegiata pawai obor tentunya budaya. Itu yang terlihat dalam acara yang berlangsung di Kedaton Kesultanan Ternate pada Ahad (9/9) pagi. Sejumlah prosesi adat ditampilkan sebagai rangkaian acara torch relay yang merupakan bagian dari perayaan Hari Olahraga Nasional (Haornas).

Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi yang menjadi 'bintang'-nya. Saat memasuki halaman Kedaton Kesultanan Ternate, Menpora disambut Tarian Soya-Soya. Tarian perang yang berasal dari daerah Kayoa, Maluku Utara ini dibawakan anak-anak lelaki yang berpakaian ala prajurit kesultanan pada zaman dahulu dan menggunakan perisai serta ngana-ngana sebagai perlengkapan menarinya. Walau muncul sebagai tarian perang, Tari Soya Soya ini ditampilkan di berbagai acara besar, salah satunya penyambutan tamu penting.

Setelah itu, Imam melewati ritual Joko Kaha (injak tanah pertama). Imam dipersilakan duduk di atas kursi oleh empat remaja putri berpakaian adat berwarna hijau. Setelah duduk, Imam mencopot alas kakinya dan kemudian menginjak tanah yang dibawa salah satu remaja putri. Setelah itu, Imam kemudian diantarkan menuju pendopo di bagian belakang Kedaton Kesultanan Ternate.

Di tempat ini, Imam menjalani prosesi pemberian gelar Kapita Ngofa Ngare atau Pemimpin Pemuda dari Kesultanan Ternate. Imam terlebih dahulu mengenakan baju adat Ternate sebelum menerima gelar tersebut.

Pemberian gelar adat ini dilakukan oleh Johukum Sangaji Mukhlis Abdullah di hadapan jajaran pimpinan dan majelis adat Kesultanan Ternate.

"Ngori Mukhlis Abdullah, Johukum Sangaji, Magugu wali Kesultanan Ternate ma daha jaib kolano Moloku Kie Raha Buldan tositede ngana, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi, Ngon Tarima? Ngon Tarima? Ngon Tarima?" ujar Johukum Sangaji Mukhlis Abdullah.

"Tarima, Tarima, Tarima," jawab Imam. Setelah sah, ia pun mendapat ucapan selamat dari pimpinan dan majelis adat Kesultanan Ternate serta undangan VIP, di antaranya Gubernur Maluku Utara Abdulgani Kasuba dan Wali Kota Ternate Burhan Abdurahman.

Pemberian gelar adat Ternate itu merupakan hasil musyawarah adat Kesultanan Ternate kepada Menpora Imam Nahrawi dengan harapan dapat menjembatani dan merangkul unsur kepemudaan sebagai generasi penerus dan menjaga serta melestarikan adat istiadat Kesultanan Ternate demi keutuhan NKRI.

Upacara pemberian gelar adat itu mengawali kegiatan pawai obor Asian Para Games 2018 yang dimulai dari Kedaton Kesultanan Ternate setelah lentera api disemayamkan pada Sabtu (8/9).

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement