Senin 23 May 2011 19:14 WIB
Kongres PSSI

Agum Gumelar: Pemerintah Sebaiknya Lobi FIFA

Agum Gumelar
Foto: antara
Agum Gumelar

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ketua Komite Normalisasi Agum Gumelar mengatakan, sebaiknya pemerintah melobi FIFA untuk menyelesaikan konflik PSSI pasca gagalnya kongres di Hotel Sultan Jakarta, Jumat (20/5) melalui KONI/KOI. Menurut dia, dengan kondisi yang terjadi saat ini pihaknya selaku pemegang mandat dari FIFA terus berusaha melakukan lobi agar Indonesia tidak mendapatkan sanksi setelah Kongres PSSI yang berakhir tanpa keputusan (deadlock).

"Kami juga akan melakukan komunikasi dengan Menpora. Yang jelas segala upaya akan kami lakukan. Saya yakin 95 persen masyarakat Indonesia prihatin dengan kondisi yang terjadi saat ini," katanya menambahkan. Agum berharap upaya yang dilakukan mendapat dukungan penuh dari masyarakat Indonesia. Untuk itu ia meminta agar tidak ada pernyataan yang akan memperkeruh kondisi induk sepak bola Indonesia.

Sebelumnya beberapa pihak yang tidak ingin Indonesia mendapatkan sanksi dari FIFA meminta presiden segara turun tangan dalam menyelesaikan kasus yang terjadi PSSI. Salah satu pihak yang akan dirugikan jika sanksi FIFA berupa pembekuan turun adalah klub Sriwijaya FC dan Persipura Jayapura.

"Perjuangan kami akan sia-sia jika sanksi FIFA turun. Kami tidak bisa lagi melanjutkan pertandingan yang selama ini diimpikan," kata Direktur Teknik Sriwijaya FC Hendry Zainuddin saat dihubungi.

Selain dua klub tersebut, pihak yang sangat dirugikan jika sanksi FIFA turun adalah timnas sepak bola Indonesia. Mereka dipastikan tidak bisa turun pada pertandingan internasional yang salah satunya adalah SEA Games 2011 pada November mendatang di Palembang dan Jakarta.

Berdasarkan informasi di Komite Normalisasi, kasus Kongres PSSI ini akan dibahas pada sidang EXCO FIFA 30 Mei nanti. Pada sidang tersebut Indonesia akan diwakili Agum Gumelar dan "acting" Sekjen PSSI Joko Driyono.

 

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement