REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Siapa yang diuntungkan dari pengunduran jadwal Kongres PSSI dari 30 Juni menjadi 9 Juli? Jawabannya adalah George Toisutta dan Arifin Panigoro.
Itulah kira-kira pandangan FX Hadi Rudyatmo. Anggota Komite Normalisasi yang juga wakil walikota Solo itu mengatakan bahwa mundurnya waktu pelaksanaan kongres menjadi sebuah hal yang seharusnya menguntungkan bagi calon yang terkena sanksi FIFA, yaitu George Toisutta dan Arifin Panigoro. Waktu yang masih panjang itu bisa digunakan untuk melobi FIFA agar menganulir sanksinya terhadap Toisutta dan Panigoro.
“kami harapkan dalam jeda waktu itu lah dilakukan dialog dan diplomasi langsung ke FIFA,” ujar Rudyatmo saat dihubungi Republika pada Jum’at (10/6).
Mundurnya pelaksanaan kongres menjadi tanggal 9 Juli menjadi sebuah kejutan tersendiri dalam dinamika Kongres PSSI. Karena Komite Normalisasi sebelumnya menegaskan jika selepas 30 Juni PSSI tidak melaksanakan kongres, maka tak ada ampun dari FIFA. Kubu pendukung George Toisutta dan Arifin Panigoro sebaliknya menginginkan waktu kongres dimajukan untuk menghindari jatuhnya sanksi FIFA.
Dipilihnya 9 Juli dilatarbelakangi bentroknya jadwal kongres PSSI dengan Konferensi Kota Layak Anak Internasional di Kota Solo. Selain itu, proses sosialisasi kongres yang terhambat jadi alasan lain penundaan.
Hadi Rudyatmo mengatakan bahwa pihaknya telah mebahas putusan ini dengan sejumlah pihak termasuk FIFA. “Tadi Pak Agum (Gumelar, ketua Komite Normalisasi) telah mengadakan pertemuan terkait persiapan Kongres PSSI di Solo yang akan dilakukan pada 9 Juli. Semua pihak hadir dalam pertemuan itu mulai dari pemerintah kota hingga Komite Normalisasi,” katanya.