Senin 20 Jun 2011 08:53 WIB

Aktivis Oposisi Suriah Bentuk Dewan Nasional

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Para aktivis oposisi Suriah telah membentuk "Dewan Nasional" guna mempercepat perjuangan untuk menjatuhkan rezim Presiden Bashar al-Assad, sebuah kelompok pembangkang, termasuk juru bicara mereka Jamil Saib, mengumumkan, Ahad.

"Kami mengumumkan pembentukan Dewan Nasional untuk memimpin revolusi Suriah, yang terdiri atas semua masyarakat dan para wakil kekuatan politik nasional di dalam dan di luar Suriah," mereka mengatakan pada para wartawan di dekat perbatasan Turki-Suriah.

Para aktivis itu mendesak kekuatan oposisi "untuk bekerjasama di semua kota dan provinsi di Suriah guna mencapai tujuan sah menggulingkan rezim dan membawanya ke pengadilan".

Saeb menyatakan para anggota dewan itu mencakup aktivis-aktivis terkemuka khususnya Abdallah Trad el Moulahim, salah seorang penyelenggara pertemuan oposisi Suriah di Turki bulan ini, Haitham el-Maleh, Souhar al-Atassi dan Aref Dalila, semua ketiganya bermarkas di Suriah dan juga Sheikh Khaled al-Khalaf dan Mamoun el-Homsi.

"Tujuan dewan ini adalah untuk mengumpulkan kekuatan oposisi guna mendukung revolusi" dan menjamin bahwa mereka didengar oleh masyarakat internasional, kata juru bicara Saib pada AFP.

Dewan itu dibentuk "atas nama pemuda revolusioner bebas Suriah mengingat kejahatan rezim yang dilakukan terhadap penduduk sipil yang tertindas, yang telah mengadakan demonstrasi damai," kata kelompok itu.

Saib menyamPaikan perasaan frustrasi bahwa negara-negara di sekeliling dunia dengan cepat meminta pemimpin Libya Muamar Gaddafi untuk turun dari kekuasaan setelah rezimnya melancarkan tindakan keras yang kejam pada rakyatnya sendiri yang meminta pembaruan demokratis, tapi tidak bereaksi yang sama di Suriah. "Di Libya, setelah kematian 200 orang, Gaddafi (dianggap) tidak lagi memiliki keabsahan," kata Saib.

"Di sini di Suriah, ketika semua kelompok hak asasi manusia mengatakan bahwa ada 1.500 orang tewas dan ribuan orang yang lain terluka atau orang-orang ditangkap, masyarakat internasional dan dunia Arab bungkam."

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement