REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON - Sepertinya Usamah bin Ladin melihat organisasi terorisnya sudah terpisah. Penyesalan itu terlihat dalam tulisan terakhirnya bahwa Alqaidah tengah mengalami persoalan terkait pemasaran. Sebab organisasinya telah membunuh banyak Muslim dan itu sangat buruk untuk bisnis.
Terkait hal itu, Barat telah memenangkan perang dalam perpektif hubungan masyarakat. Banyak dari semua teman lama Usamah bin Ladin telah meninggal dan ia hampir tidak mengetahui siapa penggantinya.
Menghadapai tantangan itu, Usamah yang membenci AS dan mengecam Kapitalisme, menganggap strategi bisnis kebanyakan dari Amerika, seperti Blackwater, Valujet dan Philip Morris. Mungkin apa yang Alqaidah benar-benar butuhkan adalah sebuah awal baru dengan nama baru.
Masalah dari nama Alqaidah, Usamah menuliskan dalam suratnya yang ditemukan saat penggerebekan di tempat persembunyiannya di Abbottabad, utara Islamabad, Pakistan, adalah bahwa tidak memiliki unsur agama, atau bahkan untuk meyakinkan Muslim di seluruh dunia bahwa mereka berada dalam perang suci melawan Amerika Serikat.
Masih menurut tulisan Usamah, mungkin seperti Taifat al-Tawhed Wal-Jihad, yang artinya Kelompok Tauhid dan Jihad. Atau Jama'at I'Adat al-Khilafat al-Rashida yang berarti restorasi kelompok kekhalifahan.
Seperti Usamah melihat bahwa permasalahannya adalah pada nama lengkap dari organisasi, Alqaidah al-Jihad, yang menjadikan perang suci sebagai dasar. Seharusnya dapat menjadi lebih pendek seperti Alqaidah.
Pemangkasan kata "Jihad", Usamah menulis, memungkinan Barat untuk "mengklaim bahwa mereka tidak berperang dengan Islam." Mungkin sudah waktunya bagi Alqaidah untuk membawa nama aslinya. Surat yang tidak bertanggal itu, ditemukan di antara tulisan-tulisan terakhir Usamah bin Ladin.